Karena Covid-19, PKL: Pendapatan Sudah Kecil Malah Makin Mengecil
bukabaca.id, Makassar – Selama pandemi wabah Covid-19 menghantui dunia, Indonesia merupakan salah satu negara yang terkena dampak lumayan besar, khususnya di bidang ekonomi. Para pelaku usaha seakan tersendat akibat adanya wabah tersebut.
Apalagi para pedagang kaki lima (PKL) yang pendapatan hariannya terbilang sangat kecil. Yono, salah satu perantau berasal dari Luwu Utara yang berpindah ke Makassar untuk berdagang, dirinya mengakui bahwa selama pandemi pendapatannya semakin merosot.
“Adanya Covid-19 sangat berdampak bagi PKL. Karena pendapatan sebelumnya saja pas-pasan, tambah di musim begini lagi, ya tambah tidak karuan,” tutur Yono, sambil memegang gerobaknya, Senin, (26/10/2020).
Selain itu, Yono juga mengungkap bahwa biasanya dirinya banyak dikunjungi oleh para pelajar. Namun saat ini sudah tidak lagi. Hal ini dikarenakan situasi pandemi yang mengharuskan para pelajar untuk belajar dari rumah.
“Sekarang sudah tidak ada pelajar. Biasanya jam 10 anak-anak SD banyak yang belanja. Mungkin gara-gara sekolah dirumah sekarang,” tambahnya.
Bukan hanya itu saja, si pedagang yang berusia 49 tahun tersebut juga menuturkan bahwa terkadang dirinya mengalami kekurangan modal. Namun, beberapa hari terakhir ini ada orang yang memberitahunya bahwa ada bantuan modal usaha dari bantuan presiden.
“Saya tidak pernah dapat bantuan dari Pemerintah kota Makassar, padah saya sudah domisili disini sejak tahun 2016 silam. Terus katanya ada Banpres, saya sudah daftar. Tapi sampai sekarang belum ada kabar,” jelas Yono.
Dikutip dari bbc.com, bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan memberi stimulus ekonomi kepada pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) guna menjaga daya beli para pengusaha kecil di tengah tekanan ekonomi akibat pandemi virus Covid-19. Hal ini dianggap menjadi tindakan tanggap darurat yang diterapkan di beberapa wilayah akibat wabah virus corona, membuat pekerja di sektor informal dan UMKM tak bekerja dan terpaksa pulang kampung.
Pemerintah mengatakan tengah menyiapkan kebijakan bantuan sosial untuk menyokong sektor informal dan pekerja harian, serta memberi stimulus bagi usaha kecil, mikro dan menengah. Akan tetapi, pengamat Kebijakan Publik dari Universitas Indonesia, Lina Miftahul Jannah, mengingatkan pemerintah perlu berhati-hati agar kebijakan itu tepat sasaran dan tak mengulangi penyelewengan seperti dalam penyaluran bantuan langsung tunai (BLT).
Terkait hal itu, Yono kembali menambahkan bahwa banyak sekali bantuan salah sasaran. Yang dapat malah orang yang memiliki jabatan bagus. Dengan demikian pihak pemerintah harus lebih bijak dalam menyalurkan bantuan. Jangan sampai salah sasaran.
“Harusnya yang dapat bantuan itu pekerja warung, toko kecil, pedagang kaki lima, pedagang asongan, pedagang di pasar, hingga pekerja lain yang menggantungkan hidup dari pendapatan harian termasuk di pusat-pusat perbelanjaan dan pengendara ojek online,” tutupnya. (Devi)