Tahun 2021 Mendatang, Mendikbud Bakal Upayakan Program Digitalisasi Sekolah

waktu baca 3 menit
Gambar: Nadiem Makarim, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

bukabaca.id, Jakarta – Beredar informasi bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yakni Nadiem Makarim bakal mengupayakan untuk program digitalisasi sekolah pada tahun depan atau 2021.

“Jadi tahun depan digitalisasi sekolah akan menjadi tema utama,” tutur Nadiem Makarim yang dikutip dari akun Youtube Kemendikbud, Rabu (29/10/2020).

Untuk program digitalisasi sekolah sendiri, Nadiem menerangkan bahwa wacana tersebut dilakukan untuk mengantisipasi pembelajaran secara digital seperti dilakukan selama pandemi.

“(Sebagai) persiapan, semua sekolah mempunyai gawai, yaitu laptop untuk bisa mengerjakan baik PJJ atau digitalisasi sekolah untuk dapat pelatihan terbaik, kurikulum online, dan lain-lain,” ujar Nadiem.

Lebih lanjut Nadiem mengatakan bahwa kedepan terkait rencana digitalisasi sekolah tersebut juga menjadi langkah antisipasi jika pandemi Covid-19 masih akan berlanjut.

“Jadi kita harus antisipasi hal-hal, jangan mengira bahwa tiba-tiba saja akan hilang. Kita doakan pandemi akan berlalu, tapi kami harus siap. Itu adalah filsafat kita di Kemendikbud,” pungkas Nadiem.

Sementara untuk penyediaan sarana pendidikan (peralatan TIK) digitalisasi sekolah, Kemendikbud akan menganggarkan sebesar Rp 1,175 triliun. Saat itu, Nadiem mengatakan bahwa anggaran yang cukup besar ini untuk pengadaan unit laptop bagi guru dan siswa menghadapi uji asesmen kompetensi yang direncanakan Kemendikbud berlangsung tahun depan.

“Laptop-laptop untuk mengantisipasi asesmen kompetensi tahun depan dan juga untuk memberikan TIK yang layak bagi guru-guru dan anak-anak,” tuturnya.

Saat ini yang menjadi salah satu kebijakan masih berlangsung di tengah pandemi ialah bantuan kuota internet kepada siswa, guru, mahasiswa, dan dosen, untuk memfasilitasi pembelajaran jarak jauh secara daring. Salah satu survei bahkan menyebutkan bahwa 85 persen masyarakat menilai kuota gratis adalah kebijakan yang tepat di tengah pandemi.

“Kebijakan kuota gratis merupakan yang pertama dalam sejarah Indonesia. Penyaluran bantuan sosial berupa internet gratis diberikan ke puluhan juta orang dalam waktu kurang lebih sebulan,” ungkapnya.

Bahkan konon katanya, Nadiem juga sempat mengusulkan kepada Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk membuat dompet digital siswa. Dimana dalam nomor bantuan kuota juga disertakan layanan dompet digital untuk mempermudah distribusi bansos.

Terkait Dana BOS

Dilansir dari Kompas.com, Mendikbud bersama Menteri Keuangan, Sri Mulyani dan Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian juga telah mengubah skema penyaluran dana BOS reguler agar diterima langsung oleh kepala sekolah.

Ini dilakukan untuk memangkas birokrasi penyaluran anggaran yang kerap kali berujung telatnya penerima dana BOS hingga berbulan-bulan.

Bahkan, selama pandemi, mekanisme pemakaian dana BOS juga direlaksasi. Sekolah dapat menggunakan anggaran secara bebas tanpa ada restriksi yang sebelumnya diatur pemerintah.

Khusus mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk sekolah di daerah tertinggal, terdepan, terluar (3T), Kemendikbud akan memperbesar alokasi anggarannya mulai tahun 2021 di mana per anak akan menerima dana BOS.

Ini dilakukan sebagai upaya keberpihakan kepada sekolah di wilayah-wilayah terpencil. Sehingga siswa di daerah 3T dan sekolah kecil di pulau-pulau daerah terluar akan mendapatkan dana BOS yang diupayakan sesuai dengan kebutuhan mereka.

“Kita tambahkan hampir Rp 3 triliun tambahan dana BOS untuk akomodasi. Tidak ada yang dikurangi. Tapi di daerah 3T, sekolah kecil di pulau-pulau, daerah terluar, akan meningkat per siswanya,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *