Hari Guru Nasional, Menilik Nasib Honorer yang Tak Jelas Status Profesinya

waktu baca 3 menit
Ilustrasi Guru (Sumber: Asritadda)

bukabaca.id, Makassar – Banyak insan yang berhasil karena jasa dari seorang guru. Sedari kita kecil hingga kita dewasa, kita diberi pendidikan penuh oleh seorang guru. Dari tidak tahu menjadi tahu. Ya itulah arti keberadaan guru bagi semua orang. Merubah kita menjadi lebih baik, lebih mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya tidak kita ketahui.

Hari ini, tepat 25 November 2020, hari dimana kita memperingati hari Guru Nasional. Hari untuk para guru yang amat berjasa bagi murid-muridnya. Perjuangan seorang guru yang tak kenal lelah dalam membina anak didiknya.

Tak mudah menjadi seorang guru, apalagi di era seperti sekarang ini. Dimana diketahui bahwa kecanggihan teknologi berkembang bahkan berusaha untuk mengalahkan peran guru. Tapi sayangnya, itu semua tak bisa terjadi. Jasa guru, kehadiran guru di kehidupan kita itu merupakan keindahan yang tak akan terlupakan.

Guru adalah orang tua kedua kita saat kita berada diluar rumah khususnya di lingkungan sekolah. Beliaulah orang yang akan selalu menjaga kita, mendidik, membina, membimbing hingga menasehati kita saat kita tengah salah jalan, atau butuh jalan penerang.

Tak selalu sabar, guru pun juga kadang bersikap sedikit tegas. Itu ia lakukan demi terciptanya karakter yang baik untuk peserta didiknya. Ia tak mau memiliki anak didik yang manja, bahkan malas. Dengan begitu ia selalu bersikap tegas, demi masa depan anak didiknya yang cerah.

Saat ini banyak guru yang tak tahu bagaimana nasibnya kedepan, karena untuk terangkat menjadi pegawai tetap itu sangatlah sulit. Namun ia tetap bersikeras untuk membuat anak didiknya tak kehilangan hak untuk mendapatkan ilmu serta kasih sayangnya.

Seperti yang dialami oleh Novi Andriani yang merupakan seorang guru dari sekolah swasta Madrasah Aliyah yang ada di kota Makassar. Dirinya telah lama mendaftar Pegawai Negeri Sipil (PNS), namun hingga saat ini pun belum terangkat.

“Sudah lama mencoba, tapi tidak terangkat. Tapi tahun depan saya mau coba lagi,” kata Novi kepada bukabaca.id. Rabu, (25/11/2020).

Ibu satu anak ini juga menuturkan bahwa berbagai jenis karakter peserta anak didik yang ia hadapi tiap harinya. Tapi dirinya tak pernah menyerah, demi masa depan murid-muridnya ia tetap tekun menjalani profesinya menjadi seorang guru, meskipun dengan honor yang tak sebanding dengan apa yang ia kerjakan.

“Saya sudah lama jadi guru honor di Sekolah swasta. Untuk honornya kita dibayar cuman perjam, tapi itu tidak menjadi masalah bagi saya. Yang jelas anak-anakku semua bisa dapat ilmu, dan saya hanya bisa membantu mereka melalui jasa saya,” jelas Novi.

Diketahui bahwa belum lama ini ada informasi terkait Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) akan mengangkat puluhan ribu guru honorer untuk menjadi status PPPK. Namun sayangnya Novi hanya mengelus dada mendengar kabar tersebut.

“Padahal mau sekali. Cuman saya kan honorer di sekolah swasta jadi tidak bisa,” ungkap Novi dengan jawaban terbata-bata.

Tak banyak orang yang mampu memiliki jiwa yang sama seperti guru. Seseorang yang rela menghabiskan waktu demi keberhasilan orang lain, meskipun apa yang diperoleh tak sebanding dengan perjuangannya.

Ya, itulah guru. Berjasa dengan segala apa yang ia berikan kepada setiap orang. Pengorbanan waktu yang ia berikan semoga kelak bisa terbalaskan. Sekali lagi selamat hari guru, untuk guru-guru yang ada di Indonesia.(Dev/Dev)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *