Dokter yang Gugur Terus Bertambah, IDI Makassar: Tolong Jangan Remehkan COVID-19
bukabaca.id – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar berduka. Salah satu dokter terbaiknya gugur sebagai pahlawan kemanusiaan Covid-19, Rabu (6/1/2021).
“Innalillahiwainnailaihirajiun, telah berpulang ke rahmatullah senior, guru, dan rekan sejawat kami Prof dr Nur Aeny Malawat, di RSWS. Semoga Allah ampuni dosa-dosa beliau, diterima amal beliau dan menempatkan beliau di sisi-Nya. Amin,” kata Ketua IDI Kota Makassar, Dr dr Siswanto Wahab, didampingi Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin.
Dokter Nur Aeny menyusul tiga dokter di Makassar yang meninggal dunia sebelum akhir tahun, yakni dr Leonard Hasudungan, dr Robert Vincentius Philips, dan dr Nasriyadi Nasir.
Dokter Anto, sapaan akrab Siswanto Wahab, pun meminta masyarakat makin sadar dan tidak menganggap remeh COVID-19. Ini dengan makin banyaknya dokter yang gugur.
“IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak). Sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19,” tuturnya.
Asal tahu saja, okupansi ruang isolasi di Kota Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja. Pasien terus bertambah. Penularannya juga kian tinggi.
Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 29,5 persen.
Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.
Sejak memasuki 2021, Sulawesi Selatan hari demi hari terus cetak rekor. Pada 1 Januari 2021, tercatat 550 kasus, 2 Januari 2021 berjumlah 590 kasus, 3 Januari 2021 dengan 595 kasus, 4 Januari 2021 sebanyak 510 kasus, 5 Januari 639 kasus, dan 6 Januari 463 kasus, dengan Makassar sebagai episentrum. (*)