Dinilai Kongkalikong, Mahasiswa UINAM Gelar Aksi Tuntut LPP dan Pimpinan Kampus
bukabaca.id, Gowa – Aliansi mahasiswa menggugat Lembaga Penyelenggara Pemilma (LPP) UINAM turun kembali menggelar aksi demonstrasi pada Kamis, (28/01/2021).
Dimana pada aksi sebelumnya dinilai belum mendapatkan titik terang terkait tuntutan kepada Pimpinan kampus UINAM dan LPP.
Setelah hari ke 3 memasukkan tuntutan kepada LPP UINAM dan pimpinan kampus UINAM, hingga saat ini belum menuai hasil. Bahkan sampai saat ini LPP dan pimpinan belum memberikan klarifikasi terkait tuntutan tersebut.
Aliansi menggugat LPP UINAM mendapat banyak temuan maladministrasi yang dilakukan oleh LPP. Dimana LPP membuat aturan sendiri tanpa landasan yang jelas.
Terkait hal tersebut, Dio mengatakan bahwa LPP Universitas dalam menjalankan tugas, fungsi dan wewenangnya terkesan tertutup dan penuh dengan kepentingan yang terselubung.
“Dan telah melakukan kesalahan yaitu dengan mengeluarkan aturan tambahan yang dalam penyampaiannya pun sangat terkesan politis, sehingga menghilangkan independensi dari lembaga penyelenggara pemilma (LPP),” ungkap Dio.
Lebih lanjut katanya bahwa aturan tambahan yang dikeluarkan oleh LPP adalah aturan tentang tanggal terbit keluarnya surat rekomendasi dekan yang tidak dianggap sah / berlaku apabila dikeluarkan sebelum tanggal 20-22 Januari 2021.
“Penyampaian tersebut pun didapat dari penyampaian lisan ke lisan (isu) yang secara resmi baru di posting (disampaikan) melalui akun sosial media milik dari LPP-U (Instagram) pada tanggal 22 januari 2021 sekitar pukul 15.15 WITA,” lanjut Dio.
Selain itu, proses verifikasi berkas bakal calon SEMA-U berdasarkan jadwal yang ada seharusnya dilaksanakan pada Sabtu (23/1), akan tetapi oleh LPP menyampaikan kepada bakal calon SEMA-U bahwa verifikasi berkas kemungkinan akan di undur dan dilaksanakan pada Senin (25/1).
Setelah itu, tidak lama kemudian pihak LPP kembali menyampaikan bahwa proses verifikasi berkas bakal calon sema-u akan dilaksanakan sesuai dengan jadwal yang ada yakni (23/1).
“Dengan demikian sangat jelas terlihat ketidak konsistenan Lembaga penyelenggara pemilma Universitas dalam penjadwalan tahapan pemilihan SEMA-U,” ungkapnya.
Proses verifikasi berkas bakal calon SEMA-U sarat akan kepentingan. Verifikasi dilaksanakan dengan tertutup tanpa dihadiri oleh bakal calon/ saksi bakal calon SEMA-U dan hanya dihadiri oleh LPP.
Bahkan menurutnya dalam hal ini pimpinan kampus UINAM yakni rektor UINAM beserta jajarannya belum juga mengklarifikasi terkait persoalan tersebut, yang mana telah diketahui bahwa pimpinan terindikasi turut campur tangan dalam kontestasi pemilma.
Sementara itu, Ermen selaku koordinator aksi menyampaikan tuntutannya yaitu bekukan LPP Universitas dan proses pemilihan harus mengacu pada juknis dan buku saku mahasiswa. Hal ini dikarenakan LPP telah banyak merugikan banyak calon anggota SEMA-U dan juga telah mempermalukan pesta demokrasi di UINAM.
“Jika tuntutan ini tidak diindahkan maka akan ada aksi selanjutnya dengan massa yang lebih banyak lagi,” tandasnya.(*)