Haul Ke-42 AGKH Muhyiddin Zain, Nurdin Abdullah: Ulama dan Pendidik Sarat Keteladanan

waktu baca 4 menit
Nurdin Abdullah.

bukabaca.id – Puncak haul ke-42 Allahyarham AGKH Muhyiddin Zain berlangsung di Auditorium Universitas Islam Makassar (UIM), Ahad (31/1/2021). Haul ini juga diperingati pada momentum hari lahirnya Nahdlatul Ulama yang ke-95. Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, turut hadir via virtual.

Kegiatan yang mengangkat tema Tokoh NU dan Peletak Dasar Pendidikan Islam di Sulawesi-Selatan dimulai pada pukul 15.00 Wita. Kegiatan diawali dengan tahlilan yang dipimpin oleh Ustaz Maskur Yusuf kemudian salat Asar dan selanjutnya puncak acara haul.

AGKH Muhyiddin meninggal pada 26 Januari 1979. Merupakan tokoh NU generasi kedua di Sulsel yang meletakkan dasar-dasar pendidikan tinggi di Sulsel hingga ke timur Indonesia.

Dalam dunia pendidikan, ayah dari Rektor UIM, Majdah M Zain, itu merupakan rektor ke-2 IAIN (sekarang UINAM), pendiri dan rektor pertama UNNU, lalu kemudian UNIZAL (saat ini UIM).

Majdah M Zain mengatakan bahwa haul ini menjadi momentum untuk melanjutkan pendidikan dan tonggak yang dipancangkan alhamrhum bagi pendidikan tinggi Islam.

“Kita bernostalgia terutama pada hal positif yang kita jadikan panutan untuk berbuat lebih baik ke depan,” kata Majdah.

Sedangkan, Nurdin Abdullah menyampaikan bahwa mewakili pemerintah dan juga masyarakat atas peringatan haul yang dilaksanakan.

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Sulsel saya mencupakan haul allahuyarham KH Muhyiddin Zain ke-42. Semoga momentum ini menjadi motivasi untuk mendukung peran ulama dan para guru kita agar bisa tetap eksis dengan melakukan pembinaan keagamaan sebagai khadimul ummah (pelayan umat) dan berdakwah menyebarkan ajaran agama bagi masyarakat Sulsel,” sebut Nurdin.

Untuk itu haul ini sebagai momentum untuk merefleksikan diri mengenang dan sekaligus meneladani sosok sosok yang lahir di Soppeng pada 26 Januari 1927 ini. Nurdin menyebutkan bahwa sosoknya adalah ulama besar yang dipilih oleh Allah Swt. untuk meneruskan dakwah Rasulullah saw.

“Sosok ulama dan pendidik yang sarat dengan keteladanan dalam menyebarkan agama Islam dengan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan keadilan,” ujar Nurdin.

Walaupun terpaut masa pada kehidupan ulama ini, Nurdin mengharapkan agar keteladanannya dapat dipelajari.

Lanjut Nurdin menceritakan bahwa mendapatkan gambaran sosok Muhyiddin Zain dari mertuanya yakni Fachrudin (mantan rektor Unhas). Demikian juga kedekatan Majdah Zain dengan istinya, Lies F Nurdin yang pernah tinggal bersama. Juga dengan sahabatnya mantan Wakil Gubernur Sulsel, Agus Arifin Nu’mang, yang merupakan suami dari Majdah Zain.

“Saya kira sosok beliau selalu hadir dan mewarnai kehidupan kita, baik kepada pada kerabat dan santrinya. Tidak terasa telah 42 tahun kita telah ditinggalkan oleh seorang tokoh besar yang telah sangat berjasa dalam pembangunan pendidikan tinggi agama Islam di Sulsel,” ucap Nurdin.

Nurdin menjelaskan bahwa, Muhyiddin Zain adalah orang pertama di Sulsel yang meraih gelar sarjana di perguruan tinggi agama. Kemudian mendirikan dan memimpin lembaga pendidikan islam. Di antaranya pondok pesantren, UIM, dan menjadi rektor kedua dari IAIN Alauddin Makassar.

“Sehubungan dengan haul ke-42 ini, mari kita kenang jasa beliau termasuk kampus UIM untuk mencetak sumber daya manusia berkualitas dan mendidik anak-anak bangsa yang menjadi kunci sukses masa depan Indonesia,” harap Nurdin.

Prakarsa dan inisiatif AGKH Muhyiddin Zain dan kepeloporannya menunjukkan betapa sangat konsisten berjuang untuk kepentingan peningkatan sumber daya manusia dan pembangunan keagaaman. Tidak yang hanya ikut serta mendonasi untuk insititut pendidikan yang ada, tetapi juga membantu secara langsung memberikan pembelajaran kepada santri semasa hidupnya.

Motivasi dari keimanan serta ketakwaan dari para ulama seperti yang ditunjukkan oleh Muhyuddin Zain dapat melahirkan jiwa dan keikhlasan dalam mengembangkam potensi SDM. Serta menjadi suri teladan, khususnya menciptakan Sulawesi Selatan yang cerdas dan berkarakter.

“Momentum ini saya sangat berharap sinergi positif untuk saling membangun antara Pemerintah Provinsi Sulsel dengan lembaga pendidikan tinggi seperti UIM bisa semakin erat sehingga dapat mengahsilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat luas,” pungkasnya.

Hadir juga KH Nasaruddin Umar (Imam Besar Masjid Istiqlal), Agus Arifin Nu’mang (Wakil Gubernur Sulsel periode 2008-2018, Hamdan Juhannis (Rektor UIN Makassar), Muhammad Firdaus (Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Makassar), dan Basri Modding (Rektor UMI). (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *