2020, Sulsel Lampaui Target Investasi

waktu baca 3 menit
Ilustrasi.

bukabaca.id, Makassar –  Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulsel mencatat realisasi investasi di Sulsel sepanjang 2020 mencapai Rp12,541 triliun. Nilai tersebut melampaui target yang telah ditetapkan yakni sebesar Rp7 triliun.

Tercatat total realisasi investasi tersebut terdiri atas Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp3,399 triliun dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp9,142 triliun. Proyek secara kumulatif periode Januari hingga Desember mencapai 1.981 proyek (PMDN) dan 525 proyek (PMA).

Dari prestasi tersebut, ada lima sektor usaha dengan nilai realisasi terbesar, di antaranya transportasi, gudang dan telekomunikasi Rp4,052 triliun (32 persen), sektor pertambangan Rp2,588 (21 persen), listrik, gas, dan air Rp2,421 triliun (19 persen), konstruksi Rp1,059 triliun (9 persen), dan sektor lainnya Rp2,420 triliun (19 persen).

Negara dengan nilai investasi terbesar yang masuk ke Sulsel yakni Kanada dengan nilai investasi Rp2,196 triliun (65 persen), disusul Tiongkok Rp494 miliar (21 persen), Australia Rp337 miliar (10 persen), Malaysia Rp209 miliar (6 persen), dan negara lainnya Rp163 miliar (5 persen).

Sementara untuk kabupaten dan kota dengan serapan investasi terbesar sepanjang tahun 2020, di antaranya Kota Makassar Rp5,465 triliun (43 persen), Luwu Timur Rp2,268 triliun (18 persen), Tana Toraja Rp499 miliar (4 persen), dan kabupaten/kota lainnya Rp4,309 triliun (22 persen).

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Sulsel, Jayadi Nas mengatakan, kemudahan berinvestasi yang diberikan oleh Pemprov Sulsel membuat realisasi investasi over target sepanjang 2020.

Selain itu, sejumlah pengusaha yang memang sudah menanamkan modalnya di Sulsel menambah kapasitas produksi yang membutuhkan sarana dan prasarana sehingga berdampak pada peningkatan investasi yang mengalir. Terdapat pula sejumlah investor melakukan ekspansi dengan sektor usaha yang sama sehingga menambah realisasi nilai investasi.

Faktor lainnya adalah perusahaan skala menengah dan kecil yang makin sadar dalam menyampaikan laporan kegiatan penanaman modal (LKPM). Hal itu juga sebagai dampak dari upaya DPM-PTSP yang turun langsung melakukan sosialisasi dan edukasi kepada para pengusaha agar menyampaikan LKPM.

“Teman-teman turun ke bawah, ke kabupaten dan kota. Sehingga didapati perusahaan, ada yang tidak ngerti, tidak bagaimana caranya, makanya teman-teman melakukan pendampingan, kami beri tau tata cara penyampaian LKPM. Bagi yang lupa, dingatkan kembali,” urai Jayadi, Senin (1/2/2021).

Untuk 2021, lanjut dia, DPM-PTSP Sulsel ditarget mampu menyerap investasi senilai Rp8 miliar. Untuk mencapai angka tersebut, pihaknya akan melakukan pemetaan potensi yang bisa menarik investor untuk menanamkan dananya.

“Kita buatkan mapping investasi dengan setiap potensi daerah yang ada di Sulsel. Agar para pengusaha bisa lebih mudah. Misal investasi di sektor peternakan, bagaimana di Seko, Enrekang. Lalu wisata, seperti apa,” sebutnya.

Sesuai harapan Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, yang ingin menjadikan Sulsel sebagai provinsi ramah investasi, tiga daerah di Sulsel telah selesai dipetakan potensinya. Daerah tersebut adalah Soppeng, Bantaeng, dan Luwu Utara. Pemetaan potensi kabupaten dan kota lainnya juga segera rampung tahun ini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *