Tak Pernah Putus Harapan, Pemuda Asal Bulukumba Ini Berhasil Selesaikan Kelas di Ibu Kota

waktu baca 2 menit

bukabaca.id, Bulukumba – Tasman Ambar Mattuliang, sosok pemuda yang dikenal kerap kali melakukan hal-hal yang diluar dugaan. Bahkan kini ia disebut-sebut sebagai pemuda yang berani menembus batas dan menolak menyerah.

Meskipun terlahir dari kelurga yang tidak pernah mengenyam pendidikan, namun dirinya mampu membuktikan bahwa hal tersebut bukanlah penghalang untuk bisa menjadi seorang pengajar yang pesertanya pun dari berbagai latar pendidikan.

Sekedar diketahui bahwa Tasman Ambar bahkan sejak masih tercatat sebagai siswa SMA ia sudah kerap kali membuka ruang-ruang belajar melalui berbagai lembaga. Saat masih menduduki kelas 3 SMP, bahkan sudah dipercaya sebagai khatib idul fitri dikampungnya.

Tak hanya itu saja, bahkan hampir semua bidang kegiatan pernah digelutinya. Film, model, aktivis, hingga terjun politik di usianya yang ke 22 Tahun. Calon Legislatif termuda se Indonesia pada tahun 2019.

Berawal saat mewakili Sulawesi pada Youth Action Forum 2019 di Jakarta. Ia kemudian mengembangkan sayapnya hingga ke kancah nasional di usia mudanya.

Awal tahun 2020, berkesempatan membantu 8 anggota DPRD Provinsi DKI Jakarta Fraksi PSI dan sekarang masih menjadi bagian dari beberapa program pengembangan di Anindhaloka Jakarta. Mulai dari pengembangan Desa hingga membuka kelas  sastra melalui kelas rakjat di Bintaro, Jakarta Selatan.

“Hari ini kita adakan pentas seni pertama dengan tema Indonesia Dalam Kata. Sebagai bentuk evaluasi pertama kelas sastra angkatan pertama. Oleh karena peserta kelas sastra dari berbagai daerah, maka pementasnya pun membawakan karakter budaya masing-masing. Ada Sulawesi, Papua, Jawa dan sebagainya,” ungkap Tasman, Rabu (17/2/2021).

Kelas Sastra oleh Kelas Rakjat X Anindhaloka, di mana pesertanya dari berbagai latar belakang pendidikan yang diajar langsung oleh Tasman Ambar. Tepat pada Rabu, (17/2) kemarin, dirinya melakukan pentas seni pertama di Lantai 3 Anindhaloka Bintaro, Jakarta Selatan sebagai evaluasi pertama.

Kelas Rakjat sendiri ialah sebuah wadah alternatif untuk membantu siswa/siswi dari berbagai sekolah di Ibu Kota Indonesia Jakarta yang tengah diperhadapkan pada situasi pandemi yang mengharuskan kegiatan sekolah tatap muka ditiadakan. Program tersebut akan terus berlangsung mengingat kebutuhan kemampuan menulis ialah kemampuan yang sangat dibutuhkan kapan, dimana dan oleh siapapun.

Sembari menunggu waktu untuk pulang ke Bulukumba meneruskan rencana program awal yakni SMK Dharma Bakti (Sekolah Multikultural), pengembangan desa berbasis SDGs dan pengembangan wisata. Ia tetap melanjutkan pekerjaannya di Jakarta sambil terus menambah wawasan dan membangun relasi seluas-luasnya. Tentunya, itu semua akan menjadi modal besar kelak jika kembali ke Butta Panrita Lopi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *