Banyak Karangan Bunga di Depan Rujab Nurdin Abdullah, Netizen: Pesannya Tulus atau Satire ya?
bukabaca.id, Makassar – Pasca ditetapkannya Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Prof Nurdin Abdullah sebagai tersangka atas kasus dugaan suap proyek Infrastruktur, kini halaman rumah jabatannya dipenuhi oleh karangan bunga.
Dengan berbagai motif yang berbeda, sejumlah karangan bunga tiba di lokasi depan rujab Gubernur Sulsel sejak Rabu, (3/3/2021). Adapun isi keterangan dalam karangan bunga tersebut berbeda-beda, namun keseluruhan berisikan dukungan penuh kepada Prof Nurdin Abdullah yang tengah tertahan di rutan KPK.
“Salam hormat. Doa untuk pak Prof. Semoga selalu dalam lindungannya. Dari kami yang sedang patah hati,” demikian isi karangan bunga tersebut.
“Pak Gubernur tahukah bapak hati kami masih pilu, tetap semangat. We Love You. Dari masyarakat yang mencintai bapak,” tulis dalam karangan bunga.
Namun atas adanya kiriman karangan bunga yang begitu banyak, beberapa warga juga yang heran. Salah satu warga mengatakan bahwa karangan bunga sangat banyak, yang dikirim dengan mengatasnamakan warga yang patah hati, penggemar, dll.
“Tadi lewat depan rujab gubernur, pagar depan penuh dengan karangan bunga seperti ini dari ujung ke ujung. Kebanyakan nama pengirimnya anonim, mulai dari Saya sekeluarga, warga yang patah hati, sampe penggemar di Instagram dan Facebook,” tulis @Am***, salah satu pengguna Facebook, yang juga diketahui merupakan warga Kota Makassar, Jumat (5/3/2021).
Tak hanya itu, ia pun mencurigai, apakah karangan bunga tersebut bukan tindakan satire, karena kebanyakan karangan bunga yang diberikan tersebut dipesan dari toko yang sama.
“Apakah doa doa di karangan bunga itu tulus? atau sekedar untuk pesan satire semata? Apa benar pengirimnya dari kelompok masyarakat yang berbeda-beda? Soalnya sebagian besar bunganya dari vendor yg sama.. 😅,” tutupnya.
Sekadar informasi bahwa Prof Nurdin Abdullah resmi ditahan sejak usainya pemeriksaan secara intensif dan ditetapkan sebagai tersangka kasus suap insfratruktur oleh KPK pada, Minggu (28/2/) lalu. (dev)