Palestina Berduka, Kapankah Berakhir?

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, – Palestina kembali berduka,  duka untuk yang kesekian kalinya setelah terjadi bentrok berdarah antara polisi Israel dan warga Palestina yang ada diMasjid Al-Aqsa usai buka puasa, Jum’at (7/5/2021).

Bentrok tersebut pun menyebabkan sedikitnya 178 warga Palestina terluka. Polisi Israel menggunakan peluru karet dan granat kejut terhadap warga Palestina yang melempar batu kearah mereka.

Otoritas Kesehatan di Gaza mengatakan setidaknya 32 warga Palestina, termasuk 10 anak-anak tewas dalam serangan udara Israel dijalur Gaza sejak senin malam.

Aksi represif aparat Israel terhadap Muslim Palestina mendapatkan kecaman dari belahan dunia, diantaranya Koalisi Perempuan Indonesia untuk Al-Quds di Palestina (KPIQP) beserta sejumlah ormas perempuan lainnya di tanah air.

Seperti PP Salimah, PP muslimat mathlaul Anwar, PP muslimah Al-washiliyah hingga muslimah DDII mengecam tindakan tersebut dan meminta Israel menghentikan aksi represif tersebut. Hal ini mereka sampaikan dalam aksi damai secara virtual pada Minggu (9/5).

Ketua KPIQP Nurjanah Hulwani menyampaikan bahwa kekerasan Israel terhadap rakyat Palestina sudah menjadi persoalan Aqidah sekaligus kemanusiaan. Menurutnya, dalam persoalan ini umat Islam harus berjuang menanamkan keperdulian dengan peran masing-masing.

“Sebab sejatinya Persoalan Al-Quds bukan sekedar tanggung jawab lembaga kemanusiaan atau KPIQP. Kita semua kelak di akhirat akan ditanya tentang apa yang telah kita perbuat untuk persoalan Palestina?,” ujar Nurjanah dalam keterangan yang dikutip viva.co.id pada Senin (10/5).

Komisi VIII DPR juga mengecam tindakan kekerasan yang dilakukan polisi Israel terhadap warga Palestina dikompleks Masjid Al-Aqsa, Yerussalem. Wakil ketua Komisi VIII DPR Ace Hasan Syadzilly mengatakan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)  dan negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) meski turun tangan.

“Saya Kira PBB dan Negara-negara OKI harus turun tangan untuk menyelesaikan kekerasan berdarah ini. Kekerasan ini harus disudahi,” ujar Ace dalam keterangannya. (detikNews, 10/5/2021).

Serangan Israel terhadap warga Palestina sesungguhnya tak layak direspon sekedar dengan kecaman oleh negara-negara OKI dan mustahil diselesaikan dengan resolusi baru oleh PBB. Pasalnya konflik antara israel dan Palestina telah berlangsung lama.

Kecaman selalu datang dari berbagai ormas dan berbagai negara, namun tak kunjung membuat Israel menghentikan serangannya terhadap warga Palestina. Apalagi tindakan kekerasan yang dilakukan Israel saat ini terhadap warga Palestina justru dilakukan dibulan Ramadhan, di saat umat Islam sedang berpuasa.

Disaat umat Islam beritiqaf untuk menunggu Lailatul Qadar  dan menyambut hari kemenangan 1 syawal 1442 H. Israel seolah tak menghormati, justru melancarkan serangannya dibulan yang begitu dimuliakan bagi umat Islam yaitu bulan Ramadhan.

Aksi represif aparat Israel terhadap warga palestina  membutuhkan solusi nyata dan tuntas, yang tak sekedar kecaman,  tetapi juga membutuhkan kekuatan tentara muslim yang membela kehormatan agamanya dan melindungi saudaranya.

Ketiadaan Perisai atau pelindung umat Islam dan buah penerapan nation state (paham kebangsaan) telah menyebabkan persoalan Palestina tak kunjung selesai. Paham kebangsaan yang diadopsi negeri-negeri didunia seolah menyisakan bahwa persoalan palestina hanyalah persoalan kemanusiaan.

Padahal lebih dari itu, bahwa persoalan palestina adalah persoalan Aqidah atau tauhid tidak sekedar kemanusiaan sehingga membutuhkan kekuatan nyata untuk menyesaikan konflik Israel-Palestina demi membela agama dan melindungi saudaranya.

Khalifah dimasa lalu menolak dengan tegas niatan yahudi untuk membeli tanah palestina.
Sebagaimana perkataan Khalifah Abdul Hamid II, 1902) Aku tidak akan melepaskan walaupun segenggam tanah ini (palestina) karena ia bukan milikku. Tanah ini adalah hak umat Islam. Sementara aku masih hidup,  aku lebih rela menusukkan pedang ke tubuhku dari pada melihat tanah Palestina dikhianati dan di pisahkan dari Daulah Islamiyah“.

Sungguh perisai inilah yang dibutuhkan umat, sebuah institusi yang akan melindungi Umat. Institusi yang akan menyelesaikan persoalan umat secara tuntas,  termasuk menyelesaikan persoalan Israel- Palestina. Wallahu’alam.

Penulis : Rahmawati,  S.Pd (Guru & Ketua Majelis Taklim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *