Nadiem Makarim Ngotot Sekolah Tatap Muka Dibuka Mulai Juli Mendatang
bukabaca.id, Jakarta – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud-Ristek) Nadiem Makarim kembali memberikan penegasan bahwa sekolah sudah harus mulai menyediakan pilihan sekolah tatap muka mulai Juli mendatang.
Selain itu, Nadiem Makarim juga mengimbau apabila ada masyarakat yang khawatir akan peningkatan kasus Covid-19, maka solusinya adalah PPKM Mikro.
“Bila ada masyarakat yang khawatir mohon jangan dilupakan bahwa instrumen terpenting kita bila ada peningkatan kasus adalah PPKM Mikro. Jadi bila ada PPKM Mikro tentu sekolah juga tidak bisa buka,” ujar Nadiem dalam Rapat Kerja dengan Komisi X baru-baru ini, dikutip Sabtu (5/6/2021).
Lebih lanjut pihaknya juga menyebut, dibukanya kembali sekolah ini sebab tempat publik lain sudah dibuka terlebih dahulu, seperti mal, bioskop dan perkantoran. Sedangkan sekolah menjadi pilihan terakhir yang dibuka.
Bahkan kata Nadiem, pada dasarnya pilihan pembelajaran tatap muka terbatas sudah dimulai sejak Januari 2021. Namun, orang tua diberikan kebebasan untuk menentukan apakah anaknya sekolah secara tatap muka atau online.
“Sekadar mengingatkan bahwa sejak bulan Januari semua sekolah dan daerah itu sudah diperkenankan kalau mereka siap laksanakan tatap muka terbatas. Bahkan sebelum vaksinasi pun sudah diperbolehkan. Tetapi pada saat sudah selesai divaksinasi itu, kewajiban sekolah untuk opsi tatap muka terbatas,” terangnya.
Untuk meyakinkan masyarakat, Nadiem menjabarkan bahwa 28% tenaga pendidik di Indonesia sudah menerima vaksin Covid-19.
“Pada saat ini, ini angka yang menurut saya cukup luar biasa. Bahwa walaupun dengan situasi dunia, dengan masalah pasokan vaksin yang sering terhambat, dengan faktor-faktor di luar kontrol kita, kita masih berhasil vaksinasi 28% dari 5,6 juta pendidik dan tenaga pendidik di Indonesia dalam waktu lumayan singkat dengan begitu banyaknya supply shock international dengan vaksin,” lanjutnya.
Beberapa daerah yang sudah divaksin di antaranya DKI Jakarta yang mencapai 80%, Yogyakarta mencapai 75%, Jawa Barat dan Jawa Timur masing-masing 35%. (*)