Cerita Hasmin Badoa Saat Dirinya Diperiksa KPK Terkait Kasus NA

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Maros – Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP Kabupaten Maros) H. Muhammad Hasmin Badoa menceritakan tentang dirinya saat diperiksa oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Dirinya adalah salah satu pihak yang terhitung sebagai saksi mata dalam kasus yang menimpa Eks Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah.

Saat dikonfirmasi secara khusus, Anggota DPRD Maros itu menirukan saat dirinya dimintai keterangan. Ia mengatakan bahwa dirinya telah membawa berkas kepemilikan Surat Akta Tanah, dan setelah itu dibuatkan surat pernyataan bahwa dirinya telah memberikan ke KPK surat berkas tersebut, kemudian dikirim langsung ke Jakarta guna penyelidikan lebih lanjut.

“Sebetulnya kewenangan saya di lahan itu hanya sebatas perantara, saya diinfokan oleh Bapak Camat Tompobulu kalau ada tanah yang mau dijual murah, dan akhirnya pak Gubernur memberi saya arahan untuk membayar tanah itu,” ujar Hasmin Badoa.

“Nah jadi saya dipanggil KPK untuk pemeriksaan, karena saya yang membayar tanah itu, tapi kalau untuk sumber dananya setahu saya itu uang pribadi beliau karena saya terima dirumahnya langsung saat itu,” imbuhnya.

Diketahui bahwa sebelumnya ada sebanyak 54 orang telah dilakukan pemeriksaan sebagai saksi. 10 orang diantaranya hingga kini masih dijadwalkan ulang untuk pemanggilannya. Lalu 11 orang lainnya sejauh ini belum diketahui, apakah bersiap untuk hadir atau tidak guna pemeriksaan, mengingat hasil riksanya belum keluar.

Sebanyak 10 nama yang mangkir dan akan dijadwalkan ulang pemanggilannya yakni, Siti Mutia (Swasta), Eka Novianti (Swasta), Abdul Rahman (Swasta), Muhammad Fahmi (swasta), Idham Kadir (Kabiro Umum Setda Sulsel), Idawati (swasta), Liestiaty Fachruddin (dosen/istri NA), La Ode Darwin (Swasta), Arief Satriawan (Konsultan) dan Muhammad Nusran (Dosen).

Sebanyak 11 orang yang belum diketahui apakah hendak hadir atau tidak dalam pemeriksaan yakni Nurhidayah (mahasiswa), Salim AR (mantan Pejabat Pemprov Sulsel), NG Swi Piu (wiraswasta), Astiah Halmad (swasta), Lily Dewi Candinegara SS (swasta),
Lalu Yusuf Rombe Passarrin (swasta), Hendrik Tjuandi (swasta), M Natsir Kadir (wiraswasta), M Tasrif Mursalim (PNS), dan Junaedi Bakri (PNS).

Dari 75 nama yang dipanggil sebagai saksi, 27 wiraswasta, 19 Pegawai Swasta, 8 pejabat pemerintahan, 8 Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Lalu 2 pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), 2 mantan pejabat, 2 pegawai Bank Pembangunan Daerah (BPD) Sulselbar, 2 dosen, 1 mahasiswa, 1 anggota DPRD, 1 IRT, 1 konsultan dan 1 ajudan pribadi.

“Awalnya Pak Gubernur hanya ingin membeli tanah seluas 10 Hektare, dipatok dengan harga Rp.15.000 permeter. Dalam kurun waktu dua tahun beliau telah membeli tanah sebanyak 25 Hektare,” pungkasnya.

Ketua DPC Partai Persatuan Pembangunan (PPP Kabupaten Maros) itu juga menjelaskan tentang Gubernur Sulawesi Selatan sebetulnya hanya ingin membeli tanah dengan jumlah yang sedikit, namun banyaknya masyarakat yang berdatangan silih-berganti, akhirnya siapapun yang datang menawarkan langsung Pak Gubernur beli,” bebernya.

Hasmin Badoa juga menceritakan bahwa dirinya pernah menang kembali (oppo) pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019. Pada pertarungan itu, Hasmin Badoa meraih 1.864 suara pada Pileg. Hasmin bertarung di Daerah Pemilihan (Dapil) Maros 4. Dapil Maros 4 yang dimaksudkan adalah meliputi Kecamatan Tanralili, Tompobulu, dan Moncongloe. Selain itu ia juga mengaku bahwa ada peningkatan perolehan jumlah suara yang diraihnya dibanding Pileg 2014 lalu.

“Pileg 2014 jumlah suara saya hanya 1.323, namun Alhamdulillah meningkat menjadi 1.864 pada Pileg tahun ini,” ujar Hasmin Badoa, kepada wartawan bukabaca.id , Kamis (24/6/2019).

Alumni STMIK Dipanegara Makassar itu juga membeberkan bahwa perolehan suaranya mengalami peningkatan, berkat komunikasi yang intens dilakukan dengan masyarakat.

“Tentunya harus menjaga silaturahmi, serta peduli dengan kondisi masyarakat,” ujarnya.

Meski dipastikan bertahan di DPRD Maros, pria kelahiran Makassar tahun 1979 silam itu juga mengaku bahwa pada Pileg kali ini lebih berat dibanding Pileg sebelumnya.

“Menurut saya lebih berat Pileg kali ini, apalagi money politik juga sudah sangat massif,” tuturnya.

Sekadar diketahui, pada Pileg kali ini partai berlambang kakbah tersebut, berhasil menempatkan dua orang wakilnya, dari total 35 kursi di DPRD Maros.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *