Artikel

Tumbuh Kembang Ekosistem Mangrove di Bumi Pertiwi

waktu baca 4 menit
Gambar: Sumber: Screenshot Instagram @Iamsavi/Ist

bukabaca.id, – Tumbuhan mangrove adalah sekelompok tanaman berkayu yang tumbuh di daerah intertidal dan bisa hidup serta bertahan pada kondisi salinitas tinggi seperti air laut.

Ekosistem mangrove sendiri merupakan sumber daya lahan basah pada wilayah pesisir, sistem penyangga kehidupan dan kekayaan alam yang nilainya sangat tinggi.

Selain itu, Mangrove juga disebut sebagai merupakan bagian integral dari pengelolaan wilayah pesisir yang terpadu dengan Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.

Seperti yang kita ketahui, bahwa Indonesia memiliki Sumber Daya Alam Hayati Mangrove yang tinggi, baik dari segi keluasan ataupun keanekaragaman hayati.

Manfaat Mangrove

Berdasarkan penelusuran awak media, ekosistem mangrove memiliki 3 segi kemanfaatan, diantaranya yaitu dari segi fisik, biologi dan juga ekonomi.

Jika ditinjai dari segi fisik mangrove bermanfaat untuk menahan abrasi air laut, menahan badai dan angin yang bermuatan garam, serta sebagai penambat bahan-bahan pencemar (racun) di perairan yang ada di pesisir pantai.

Selain itu, dari segi biologi mangrove bermanfaat sebagai tempat hidup biota laut dan sumber makanan bagi spesies yang ada di laut, sungai ataupun pantai.

Sementara jika ditinjau dari segi ekonomi, mangrove bisa dimanfaatkan sebagai tempat
pariwisata, sumber bahan kayu, bahan penghasilobat-obatan serta bisa diolah menjadi produk-produk alami, seperti kopi dan lain sebagainya.

Mangrove dan Perubahan Iklim

Mangrove menyimpan carbon 800-1200 ton C/ha (4-5 kali dari hutan daratan), 80% C tersimpan di dalam tanah. Pelepasan emisi ke udara pada hutan mangrove lebih kecil daripada hutan di daratan. Hal ini dikarenakan adanya pembusukan serasah tanaman aquatic tidak melepaskan karbon ke udara.

Pelindung daratan dari naiknya permukaan air laut, angin kencang, ombak besar akibat
perubahan iklim. Konversi mangrove menjadi
tambak baru akan menyebabkan carbon yang tersimpan di dalam tanah juga terekspose ke udara, sehingga menghasilkan emisi yang tinggi.

Langkah konservasi Mangrove dapat mengurangi 10 persen hingga 31 persen dari estimasi emisi tahunan dari sektor penggunaan lahan di Indonesia.

Penyebab Kerusakan Mangrove

Ada banyak aspek yang bisa menyebabkan kelestarian mangrove itu rusak. Karena hampir kebanyakan masyarakat masih belum paham akan pentingnya pelestarian ekosistem Mangrove untuk paru-paru bumi.

Menurut Center for International Forestry Research (CIFOR) saat ini ekosistem mangrove Indonesia mengalami tekanan dengan ancaman laju degradasi yang tinggi mencapai 52.000 ha/tahun.

Adapun beberapa aspek yang bisa mengancam kelestarian ekosistem Mengrove di Indonesia yakni:

1. Alih fungsi lahan menjadi industri, pemukiman, dan tambak.
2. Pencemaran limbah domestik dan limbah berbahaya lainnya.
3. Meningkatnya illegal logging dan eksploitasi berlebihan
4. Meningkatnya laju abrasi sebesar 1.950
Ha/tahun sepanjang 420 km.
5. Potensi kehilangan stok karbon senilai. Dalam artian CO2 3,14 miliar metrik ton tital stok karbon Mangrove yang tersimpan di Indonesia setara dengan 2,2 miliar emisi kendaraan bermotor.

Laju kerusakan mangrove Indonesia mencapai 52.000 ha per tahun, jauh melebihi upaya rehabilitasi mangrove per tahunnya.Jika karbon tanah mangrove dihitung dalam penghitungan emisi karbon maka bisa jadi akan menyumbang nilai yang negatif.

Dengan demikian, perlu adanya moratorium alih fungsi mangrove menjadi peruntukan lain, atau dapat juga dikembangkan mekanisme insentif bagi masyarakat yang melindungi mangrove.

Upaya Penanggulangan dan Pelestarian Mangrove

Jika telah terjadi kerusakan ekosistem pada Mangrove, maka ada upaya yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kerusakan tersebut, diantaranya yakni:

1. Restoration/Rehabilitasi
2. Reboisasi
3. Kebijakan pemerintah dengan Pembuatan UU (Policy)
4. Upaya penyuluhan dari pihak pemerintah akan pentingnya Mangrove
5. Sistem tebang pilih dan tanam ulang.

Tips Penanaman Mangrove

Adapun beberapa teknik penanamannya sendiri adalah sebagai berikut :

1. Ambil satu bibit mangrove di bedeng.
2. Setelah itu buka polybag yang menutupi sedimen dan akar bibit. Jangan buang polibag secara sembarangan, tetapi letakkan polybag di atas air.
3. Tanam langsung bibit mangrove ke tanah dengan cara melubangi tanah dengan cetok, sedemikian rupa hingga lubang penanaman cukup dalam, sehingga akar bisa tertanam dengan baik.
4. Selanjutnya, ikat batang bibit mangrove ke ajir dengan menggunakan tali rafia yang telah disediakan. Penggunaan ajir berguna untuk menjaga bibit mangrove agar tidak tumbang ketika terkena ombak. Jarak tanam adalah 1m x 1m.
5. Timbun dengan tana, dan jangan terlalu menekan tanah, sehingga oksigen bisa dengan leluasa ke luar dan masuk ke tanah.
6. Ambil polybag yang terletak di atas ajir, kumpulkan menjadi satu di sebuah keranjang atau plastik. Selanjutnya polybag bisa didaur ulang menjadi berbagai macam barang plastik daur ulang. Tidak semua bibit mangrove harus ditanam pada saat penanaman, melainkan bisa disisihkan untuk tahapan selanjutnya, yaitu penyulaman

Sebagai informasi, artikel ini diambil dari beberapa referensi termasuk Jurnal dan beberapa website lainnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *