Kadis LHK Bulukumba Berharap Desa Manyampa Bisa Bersaing di Ajang Proklim 2021

waktu baca 2 menit

bukabaca.id, Bulukumba – Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Bulukumba A. Syamsul Mulhayat dan Ketua Penggerak PPK Bulukumba, Ira Kasuara beserta tim turut hadir dalam penanaman bibit mangrove oleh Mahasiswa KKN Universitas Hasanuddin Gelombang 106, di kawasan Mangrove Bukukumba, Desa Manyampa, Kecamatan Ujung Loe, Senin (26/7/2021).

Pelaksanaan penanaman mangrove tersebut dilakukan dalam rangka memperingati Hari Mangrove Sedunia (World Mangrove Day) 2021.

Selain penanaman mangrove, dalam pertemuan tersebut juga membahas terkait proyeksi Manyampa kedepannya, sebagaimana diketahui 2021 kali ini Desa Manyampa mengikuti ajang Program Kampung Iklim (Proklim), program berlingkup nasional yang dikelola oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).

Program yang bertujuan dalam rangka meningkatkan keterlibatan masyarakat dan pemangku kepentingan lain untuk melakukan penguatan kapasitas adaptasi terhadap dampak perubahan iklim dan penurunan emisi, serta memberikan pengakuan terhadap upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim yang telah dilakukan yang dapat meningkatkan kesejahteraan di tingkat lokal sesuai dengan kondisi wilayah seperti yang dikutip dari laman resmi Ditjen MenLHK.

Pelaksanaan Proklim mengacu pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 84 tahun 2016 tentang Program Kampung Iklim, dimana di dalamnya terkandung komponen utama, syarat pengusulan, penilaian dan kategori Proklim.

Dalam peraturan menteri tersebut juga disinnggung bahwa Proklim dapat dikembangkan dan dilaksanakan pada wilayah administratif paling rendah setingkat RW atau dusun dan paling tinggi setingkat kelurahan atau desa.

Kadis DLHK Bulukumba, A. Syamsul Mulhayat menerangkan bahwa dalam amanat konstitusi Negara, UU Pengelolaan Lingkungan Hidup tentang upaya terpadu.

“Keterlebitan berbagai pihak memang sangat perlu, khususnya pemuda, sebagai contoh di Manyampa ini seandainya tidak sempat diperhatikan maka abrasi akan semakin mengikis masuk ke wilayah tambak masyarakat,” tuturnya

Lebih jauh A. Syamsyul mengatakan bahwa bumi adalah titipan untuk dijaga bersama-sama.

“Apakah kita akan mewariskan sampah atau lingkungan yang rusak kepada anak cucu kita? Tentu tidak, sehingga meskipun dalam kondisi sulit terutama financial, mari kita tetap bergerak minimal dalam perolehan data,” terangnya.

Bahkan A.Syamsul menganggap bahwa penyadaran kepada masyarakat itu sangat penting karena masih sangat minim.

“Dengan masuknya manyampa pada ajang bergengsi kali ini, maka tim penilai Proklim akan hadir tanggal 29 Juli mendatang,” ungkapnya.

Diketahui dalam Proklim ada ruang perempuan, yang membutuhkan peran perempuan dalam keberlangsungan penjagaan lingkungan hidup.

Terakhir A. Syamsul membeberkan bahwa dari kurang lebih 800 Hektare, masih ada sekitar 400 Hektare yang perlu ditanami untuk mengantisipasi abrasi.

“Untuk hutan Mangrove Luppung ini kita masih butuh tambah sekitar 90 hektare,” tegasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *