Arsitek RS Corona Wuhan Ternyata Pernah Sekolah di Indonesia
bukabaca.id, – Baru saja dunia tercengang dengan pembangunan Rumah Sakit (RS) di Wuhan, dibangun khusus untuk menampung pasien yang terserang Virus Corona. Virus yang cukup merisaukan masyarakat dunia. Namun, tidak memakan waktu lama perlahan ditangani dengan maksimal oleh pihak pemerintah China yang turut dibantu negara lain.
Baru-baru ini, media massa ramai mengabarkan tentang rumah sakit yang dirancang dengan luas bangunan 33.900 meter persegi, dan kapasitas 1.000 tempat tidur.
Pekerjaan RS tersebut selesai dalam waktu yang sangat singkat untuk pembangunan skala besar, hanya dengan 8 hari, 30 unit ruang rawat intensif bisa terselesaikan. Komisi Reformasi dan pembangunan Nasional China menganggarkan sebesar 300 juta yuan atau sekitar Rp. 578,68 miliar dengan kurs Rp. 1.958.
Sementara itu, Rumah Sakit Huoshenshan yang dikelola oleh sayap militer Partai Komunis China, Tentara Pembebasan Rakyat China tersebut melibatkan 700 pekerja yang kompeten pada level manajerial dan 4.000 tenaga konstruksi, seperti dilansir dari Kompas.com, Selasa (11/2/2020).
Untuk diketahui, Professor Huang Xiqiu adalah sosok Arsitek dibalik pembangunan rumah sakit yang siap menampung korban virus corona. Terungkap ternyata pria yang berusia 79 tahun itu lahir dan pernah mengenyam pendidikan di Indonesia. Hua Chuying Juru Bicara Kementrian Luar Negeri China, membenarkan informasi tersebut (6/02/2020).
“Dia lahir di Jakarta, Indonesia, dan dibesarkan di China. Kami berterima kasih atas perhatian Anda semua untuk kami,” kata Chuying.
Professor yang tinggal di Indonesia pada masa pemerintahan Presiden Soekarno saat itu dikabarkan mengenyam pendidikan di Jember. Taman Kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Tingkat Lanjutan Pertama (SLTP) di Sekolah Chung Hwa School Sekolah Tionghoa satu-satunya di Jember, berdiri 1910 dan ditutup oleh pemerintah 1966 silam. Sekolah yang kini menjadi kompleks Pertokoan Mutiara di jalan Diponegoro Jember.
Dikutip dari detik.com 1957 Huang Xiqiu pindah ke Tiongkok untuk melanjutkan pendidikan di bangku perguruan tinggi. (Arman Jaya)