Gelar Proyek Perdana Pelajar Pancasila, SMA Islam Athirah Siap Jadi Percontohan untuk Sekolah Penggerak Lainnya

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Makassar –  SMA Islam Athirah 1 sebagai salah satu sekolah yang masuk dalam Sekolah Penggerak sukses menyelenggarakan proyek profil Pelajar Pancasila yang mengusung tema ‘Kebhinekaan Global”, di Auditorium Sekolah Islam Athirah 1 Makassar, Selasa (30/11/2021).

Dalam penyelenggaraan proyek tersebut,  Sekolah Islam Athirah 1 memberikan persembahan berbagai macam jenis penampilan kesenian, diantaranya yakni seni drama, seni tari, seni musik dan juga seni rupa. Keseluruhan pertunjukan dimainkan oleh para siswa-siswi SMA Islam Athirah 1 Makassar kelas X.

Saat ditemui oleh awak media, Tawakkal Kahar, S.Pd., M.Pd. selaku Kepala SMA Islam Athirah 1 Makassar mengaku bahwa sekolahnya tersebut siap menjadi percontohan untuk sekolah Penggerak lainnya.

“InsyaAllah kami siap (menjadi percontohan untuk sekolah lain). Makanya kami tidak main-main dalam penyelenggaraan kegiatan ini, kami memanggil orang tua siswa, kami juga memanggil Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan. Selain itu kami juga memanggil teman-teman sekolah Penggerak dari berbagai sekolah. Kami seperti ini, karena kami ingin membuktikan bahwa Sekolah Islam Athirah siap menjadi patron dan percontohan untuk sekolah Penggerak angkatan selanjutnya,” ujarnya di hadapan para awak media.

Lebih lanjut, pihaknya juga menuturkan bahwa pada tema proyek kali ini diambil sesuai dengan profil pelajar pancasila, lalu dituangkan dalam bentuk kesenian.

“Ini adalah profil pelajar pancasila. Di mana ada 6 dimensi yang harus dicapai dalam sekolah penggerak. Salah satu profil yang kami gerakkan adalah kebhinekaan global. Adapun tema yang diangkat adalah bhineka tunggal ika, yang dituangkan dalam bentuk kesenian berupa drama, tari, musik dan rupa. Jadi dalam rangka menyaksikan panennya projek dari sekolah penggerak, para siswa harus menyiapkan dirinya untuk tampil,” jelasnya.

Sementara itu, Asri Mery Sidowati, S.Sn., M.F.A. selaku Koordinator Proyek menuturkan bahwa ada banyak tantangan selama menjelang penyelenggaraan proyek tersebut, diantaranya yakni tantangan dalam mengubah karakter dari para siswa-siswi milenial yang cenderung ingin instan.

“Yang paling menjadi tantangan bagi saya sendiri adalah membangun perbedaan karakter anak-anak. Karena seperti yang kita tahu bahwa anak-anak milenial saat ini maunya instan, sementara kalau kegiatan seperti ini perlu kolaborasi, kerja sama dan proses. Menurut saya itu adalah tantangan terberat saya untuk merubah kebiasaan mereka untuk menjadi sikap yang memiliki tanggung jawab dan rasa kebersamaan yang kuat,” bebernya.

Dengan diselenggarakannya proyek kesenian tersebut, Guru Kesenian itu berharap agar para siswa-siswi bisa lebih menghargai perbedaan adat dan budaya yang ada di Indonesia.

“Harapan saya, dengan adanya projek ini, anak-anak bisa lebih menghargai adanya perbedaan adat dan budaya. Di mana kita tahu bahwa ada banyak keragaman budaya di Indonesia. Sehingga mereka harus bisa saling menghargai, toleransi satu sama lain. Selain itu, kami berharap anak-anak bisa mengembangkan potensi yang ada di Indonesia. Karena nilai keanekaragaman budaya yang dimiliki oleh Indonesia adalah yang paling dikagumi oleh warga negara lain,” harapnya.

Sebagai informasi bahwa dalam penampilan karya seni tersebut dipersembahkan langsung oleh siswa-siswi Sekolah Islam Athirah kelas X, yang terdiri dari 125 orang. Kegiatan ini dapat diselenggarakan setelah melewati masa latihan sejak tanggal 8-29 November 2021.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *