Warga Paling Terdampak Gempa di Selayar Masih Mengunsi di Gunung, Politisi Muda Golkar: Solusinya Bantuan Logistik Segera Tersalurkan dan Kita Butuh Kapal Cepat

waktu baca 2 menit
Tampaj Warga masih berada di tenda pengunsian di atas pegunungan di Kabupaten Kepulauan Selayar, Rabu (15/12/2021).

bukabaca.id, Kepulauan Selayar – Gempa NTT berkekuatan 7,5 magnitudo yang terjadi pada Selasa, 14 Desember 2021 kemarin, membuat warga Kabupaten Selayar panik. Hal tersebut terlihat pada video yang tersebar dibeberapa grup whatsApp.

Dengan kejadian itu, salah satu anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kepulauan Selayar, Komisi I, Devi Zulkifli, meminta agar Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dan Pemerintah Pusat segera mengirim bantuan armada kapal cepat.

“Yang kita butuhkan saat ini adalah logistik dan kapal pengangkut logistik ke wilayah paling terdampak gempa di Kabupaten Kepulauan Selayar, yakni di Kecamatan Pasilambena dan Pasimarannu,” pintanya.

Saat ini, kata Devi Zulkipli, warga masih tetap ingin bertahan di pengunsian, meskipun sudah ada himbauan untuk kembali ke tempat tinggal masing-masing.

“Warga disana belum mau kembali karena pagi tadi masih sempat gempa, meskipun gempanya tidak seperti kemarin,” tuturnya.

Oleh karena itu, menurut Devi, solusinya adalah bantuan logistik segera tersalurkan dan kita butuh kapal cepat.

“Ada delapan desa di Pasimarannu, dari Pasimarannu ke Pasilambena bisa menemepuh waktu delapan sampai sembilan jam. Dan jarak dari kota Kabupaten Selayar jarak tempuh butuh waktu 18 jam baru sampai di lokasi paling terdampak itu,” katanya.

“Tadi pagi juga ada warga menelpon, khsus pulau lambego sekarang kehabisan logistik karena akses kesana butuh waktu lama. Kalau kesana butuh waktu 18 jam kalau kapal biasa,” ujarnya.

Sementara Ketua BPD Karumpa, dalam rekamannya yang dikirim ke redaksi bukabaca.id mengatakan, mendingan dibagikan sembako, seperti indomie, beras, susu dan yang lainnya.

“Kalau ada bantuan sembako kan warga bisa masak sendiri di tempat pengunsian. Dan aat ini warga belum mau pulang, mereka masih ingin bertahan di gunung, meskipun sudah disuruh pulang,” pungkasnya. (Afw/fdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *