Naoemi Octarina Buka Webinar Sosialisasi RBM dan Kader Posyandu di Bontoa Maros
bukabaca.id, Makassar – Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Tim Penggerak PKK Sulsel, Naoemi Octarina, membuka Webinar Sosialisasi Rehabilitasi Berbasis Masyarakat (RBM) dan Kader Posyandu Kelurahan Bontoa, Kabupaten Maros, Senin (20/12/2021).
Kegiatan ini dilaksanakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia (Perdosri), dimana Kelurahan Bontoa sebagai pilot project.
Dalam arahannya, Naoemi Octarina, mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada Perdosri Sulawesi-Papua, yang telah menginisiasi kegiatan ini, sebagai wujud kepedulian bersama dalam merangkul warga dsekitar yang terindikasi sebagai penyandang disabilitas. Sekaligus, mendorong mereka agar dapat pulih dan menjalankan fungsinya di lingkungan sosial.
“Kita semua berharap, para penyandang disabilitas dan juga penyintas narkotika, dapat melaksanakan fungsi sosialnya sebagaimana mestinya, sesuai bakat dan kemampuannya, dan mendapatkan pendidikan yang layak,” ujarnya.
Istri Andi Sudirman Sulaiman ini juga mengungkapkan, proses rehabilitasi bagi penyandang disabilitas dan penyintas narkotika tidak dapat berjalan sendiri-sendiri, dan harus melibatkan berbagai pihak. Selama ini, penyandang disabilitas kerap mendapatkan stigma negatif, hingga mendapatkan perlakuan diskriminatif.
“Ada juga yang memanfaatkan kekurangan mereka, padahal mereka berhak mendapatkan segala akses dan posisi yang sama di pemerintahan,” imbuhnya.
Menurut Naoemi, anak-anak disabilitas memiliki bakat yang luar biasa, tinggal bagaimana kita melakukan rehabilitasi, hingga mereka tetap berpikiran positif bahwa mereka juga punya kesempatan yang sama, dengan anak-anak normal lainnya.
“Mudah-mudahan, tahun 2022 nanti, kegiatan rehabilitasi berbasis masyarakat ini makin berkembang dan memberikan efek positif kepada penyandang disabilitas dan pola pikir masyarakat di lingkungan sekitar, dan pemerintah bisa memberikan ruang atau fasilitas kepada penyandang disabilitas, mulai dari layanan kesehatan, pendidikan dan layanan sosial lainnya,” harapnya.
Sementara Ketua Perdosri Sulawesi-Papua, Rumaisah Hasan, mengatakan kegiatan yang dilaksanakan selama empat hari ini, 20 – 24 Desember 2021, dalam rangka Peringatan Hari Disabilitas Internasional. Melalui kegiatan ini, ia berharap rehabilitasi bagi penyandang disabilitas tidak lagi dilakukan secara sendiri-sendiri, tapi bekerjasama dengan semua stakeholder.
“Disabilitas bisa terjadi kepada siapa saja. Tidak tertutup kemungkinan, mungkin saja diri kita sendiri atau orang-orang tersayang kita mengalami, maka kemampuan atau pengenalan manajemen disabilitas adalah hal yang perlu disosialisasikan,” terangnya.
Dalam webinar ini, Ketua Yayasan Darul Istiqomah Maros, Prof Veni Hadju, sebagai pihak yang turut dilibatkan dalam kegiatan ini, mengaku berterima kasih karena mendapat kesempatan menjadi pilot project dalam kegiatan ini.
“Sebagai pembina di Darul Istiqomah, ia melihat tantangan semakin banyak karena kelahiran anak-anak yang mengalami gangguan disabilitas semakin banyak di sekitar pesantren,” pungkasnya.
“Ini menjadi salah satu yang bisa mendekatkan pesantren ke masyarakat. Anak-anak disabilitas harus dibina dengan baik, termasuk dalam hal keagamaan,” tutup Prof Veni Hadju. (*)