Bos Sepatu di Mojokerto Bunuh Diri di Samping Makam Istrinya
bukabaca.id, Mojokerto – Andri Budi Santoso (46) tewas di makam istrinya di Makam Islam Desa/Kecamatan Gedeg, Mojokerto. Bos sepatu itu tewas setelah bunuh diri dengan menenggak racun tikus dan serangga.
Apa alasan Andri bunuh diri?
Bima Santoso (18), anak sulung Andri mengatakan mendiang bapaknya nekat mengakhiri hidup karena bingung memikirkan biaya pernikahan 3 Juli 2022 nanti. Setelah ditinggal istrinya meninggal karena COVID-19, Andri berhubungan dengan Fitri, janda warga Dusun Losari, Desa Sidoharjo.
“Bapak bingung tidak ada dananya karena duitnya untuk putaran bisnis. Yang pihak calon istrinya minta Rp 17 juta untuk pesta pernikahan. Keluarga sudah banyak memberi saran, tidak perlu meriah karena sama-sama sudah punya anak, tapi bapak egonya besar,” ujar Bima kepada wartawan, Senin (20/6/2022).
Bima menambahkan bapaknya tidak meninggalkan wasiat apapun sebelum mengakhiri hidup. Andri hanya berpesan kepada salah seorang karyawannya agar meminta gaji selanjutnya langsung kepada anak sulungnya. Pesan tersebut seolah-olah korban berpamitan.
“Tadi siang juga tukang gambar bapak bilang ke saya kalau disuruh bapak minta bayaran ke saya saja. Hanya itu saja pesan terakhirnya,” tandasnya.
Jasad Andri pertama kali ditemukan Juru Kunci Makam Islam Dusun/Desa Gedeg, Bambang Utomo (52) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, Bambang datang ke lokasi untuk menyalakan lampu makam.
“Saya lihat ada orang ziarah kok sampai magrib belum pulang, akhirnya saya dekati,” kata Bambang.
Bambang lantas mendekati korban sembari menyapanya dengan salam. Namun, korban tidak merespons sama sekali. Saat itu, Andri pada posisi duduk bersila menghadap ke barat persis di sebelah timur makam istrinya. Posisi makam tersebut sekitar 10 meter di sebelah kiri pintu masuk makam.
Menurut Bambang, badan korban tengkurap di atas makam mendiang istrinya, Sutiyaningsih. Ia lantas memberanikan diri mengecek denyut nadi pada tangan korban.
“Denyut nadi di tangannya sudah tidak ada, tangannya sudah dingin, mulutnya mengeluarkan busa campur darah,” terangnya.
Setelah memastikan Andri sudah tidak bernyawa, Bambang lantas membaringkannya dengan kepala menghadap ke timur. Ternyata di bawah badan korban terdapat sisa racun serangga kemasan saset dan racun tikus yang diduga kuat usai ditenggak korban.
Selain itu, Bambang juga menemukan sebuah gunting yang dipakai korban membuka bungkus racun. Di lokasi juga terdapat muntahan korban yang bercampur dengan darah.
“Kemudian saya memberi tahu keluarga korban dan melapor ke Kepala Dusun Gedeg. Warga yang lain lapor ke Polsek Gedeg,” jelasnya.
Polisi telah melakukan olah TKP di lokasi Andri diduga bunuh diri dengan menenggak racun. Dibantu sejumlah relawan, jenazah korban dievakuasi ke RSUD RA Basoeni untuk divisum sekitar pukul 19.30 WIB.
Bima menjelaskan, sehari-hari bapaknya menjalankan bisnis produksi sepatu. Saat ini, korban mempunyai 2 industri rumahan sepatu di Dusun Gedeg dan di Dusun Losari, Desa Sidoharjo, Kecamatan Gedeg. Karyawannya di Dusun Gedeg saja berjumlah 15 orang.
“Aslinya bisnisnya lancar-lancar saja. Usaha di Losari yang baru berjalan dipegang bapak sendiri. Yang di Gedeg saya disuruh mengurusi,” ungkap pelajar kelas 2 SMK ini.
Sejak istrinya meninggal karena COVID-19 tahun lalu, Andri tinggal bersama 3 anaknya. Yaitu Bima yang kini duduk di bangku kelas 2 SMK, anak kedua baru naik kelas 1 SMP, serta anak ketiga baru TK nol besar.
Bima mengaku terkahir kali bertemu bapaknya sore tadi sekitar pukul 14.30 WIB. Saat itu, Andri baru saja pulang dari calon istrinya, Fitri, janda warga Dusun Losari, Desa Sidoharjo. Korban kembali meninggalkan rumah seorang diri setelah berganti pakaian kasus oranye dan celana jeans cokelat.
“Tadi tidak pamit pergi ke mana, saya juga tidak tahu bawa apa saja. Namun, perasaan saya tidak enak sore tadi, badan lemas,” ungkapnya.
Perasaan Bima yang tidak karuan sore tadi akhirnya terjawab. Ia mendapat kabar kematian bapaknya setelah magrib. Sayangnya, sampai saat ini polisi belum bisa dikonfirmasi terkait penyebab tewasnya Andri.
Sumber: www.detik.com