Sekolah Advokasi Lingkungan Hidup di Makassar Dibuka, Herianto Arruan: Solusi Permasalahan Limbah

waktu baca 2 menit
Herrianto Arruan.

BukaBaca.id, Makassar – Herianto Arruan selaku dewan pembina sintalaras, mengatakan bahwa Sekolah Advokasi Lingkungan Mahasiswa Pecinta Lingkungan Hidup Selaras (Sintalaras) Universitas Negeri Makassar (UNM) telah dibuka.

“Tujuannya dibuka untuk menjawab solusi atas permasalahan limbah yang ada di kampus UNM,” katanya, Selasa (20/6/2023).

Menurutnya, kegiatan sekolah advokasi nantinya berkaitan erat dengan perubahan lingkungan hidup di masa depan.

“Mahasiswa Sintalaras nantinya dapat menjadi ujung tombak untuk mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat di lingkungan kampus UNM,” jelas Heri.

Dikatakannya, sampah atau limbah saat ini telah menjadi penyumbang terbesar terhadap pemanasan global yang dimana itu sangat mempengaruhi kondisi kesehatan.

“Banyak penyakit dan virus bermunculan yang tentu akan mengganggu kesehatan kita,” pungkasnya.

Apalagi, kata Heri, berdasarkan data Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat bahwa sampah yang diproduksi setiap orang berkisar 0,8 kg per harinya.

“Kira-kira UNM berapa sampah yang dihasilkan? Kalau setiap orang atau mahasiswa menyumbang 0,8 kg perhari kemudian dikali dengan jumlah mahasiswa UNM sebanyak 13 ribu berarti kurang lebih 10 ton sampah yang dihasilkan, nah kemana sampah itu?. Itulah kemudian diharapkan teman-teman mahasiswa khususnya Sintalaras untuk melakukan riset dan menghadirkan solusi atas permasalahan sampah di UNM,” bebernya.

Terakhir, Heri menitip pesan khusus, bahwa hasil dari kegiatan yang digelar oleh mahasiswa Sintalaras UNM ini, dapat menjadi contoh bagi kampus dan lembaga pecinta lingkungan lainnya untuk mencegah permasalahan sampah dan limbah sebagai upaya dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup masyarakat.

Sementara itu, Ketua Sintalaras UNM, Khaerul, menerangkan bahwa sekolah advokasi adalah tentang bagaimana mengelola data investigasi lingkungan untuk dijadikan acuan dalam menghadirkan solusi yang inovatif, dan mandiri.

“Kegiatan ini juga untuk bagaiamana meningkatkan kemampuan riset mahasiswa melalui kelas investigasi lingkungan,” pungkasnya.

“Kami mengajak seluruh mahasiswa dari berbagai fakultas untuk bersinergi dan mengkaji apa-apa saja problematika yang dapat merusak lingkungan kampus kita tercinta,” tutup Khaerul dalam sambutannya. (ek)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *