Rakor di Bali, Bupati Gowa Dorong Pengelolaan PAD untuk Capai Kemandirian Daerah

waktu baca 3 menit
Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan. (Foto: Pemkab Gowa)

BukaBaca.id, Gowa – Pemkab Gowa melakukan Rakor Pendapatan Daerah bagi seluruh SKPD pengelola PAD di Fashion Hotel Legian, Kabupaten Badung, Bali, Selasa (12/9/2023).

Bupati Gowa, Adnan Purichta Ichsan, menegaskan potensi-potensi PAD yang ada harus digenjot agar Gowa bisa segera menjadi daerah yang mandiri.

Menurutnya di Indonesia terdapat daerah yang mampu secara PAD (mandiri), daerah yang setengah mandiri, dan tidak, serta daerah yang PAD-nya kecil sehingga membutuhkan dana transfer dari pusat.

“Setiap daerah itu harus mandiri. Kita di Kabupaten Gowa terus berusaha menuju pada kemandirian daerah sehingga harus betul-betul memiliki visi yang sama untuk bisa meningkatkan PAD jauh lebih tinggi dibandingkan sekarang dan kemandirian daerah itu bisa terwujud melalui kalian (SKPD) sebagai pengelola pendapatan,” tegasnya.

Adnan menyebut, rakor dilaksanakan di Badung karena merupakan daerah dengan PAD terbesar di Indonesia dengan capaian hingga Rp6 triliun mulai dari pajak restoran, hotel, tempat hiburan, dan lainnya.

“Kabupaten Badung ini adalah salah satu yang memiliki PAD terkuat di Indonesia dan menjadi daerah yang tergolong sangat mandiri karena mampu membiayai dirinya sendiri. Dari data yang ada PAD yang masuk mencapai Rp6 triliun dalam satu tahun dan daerah yang kuat kedua Kutai Kartanegara dengan hasil buminya, seperti minyak, tambang, dan lain-lain,” bebernya.

Sekretaris Jenderal Apkasi ini menyampaikan ada tiga strategi yang dilakukan dalam peningkatan PAD Gowa. Salah satunya pengembangan pariwisata unggulan dengan menghadirkan berbagai wisata unggulan yang mampu menarik wisatawan datang ke Gowa, khususnya saat akhir pekan.

“Senin-Kamis kita memang tidak bisa menandingi Makassar, namun di hari Jumat-Minggu kita bisa menarik orang datang ke Gowa untuk liburan. Apalagi di tahun ini ada berbagai tempat wisata unggulan yang pengerjaannya sedang berjalan yaitu Cimory Malino Wonderland, Malino Hills, Kampung Eropa, dan Malino Green Hills. Jika ini selesai, maka insyaallah potensi PAD kita bisa meningkat lebih pesat,” urai Adnan.

Tak hanya itu, strategi lainnya yang dilakukan, yaitu dengan menciptakan iklim investasi yang kondusif dan pengembangan inovasi peningkatan PAD. Ini harus dikelola dengan baik agar beban keuangan yang ada mampu tertangani dengan meningkatkan PAD di Gowa.

“Kondisi keuangan daerah yang ada saat ini tidak sedang baik-baik saja, apalagi beban APBD sangat besar di tahun depan, seperti pilkada yang harus dianggarkan full dari APBD beban hubungan keuangan pemerintah pusat yang mewajibkan infrastruktur 40 persen, 30 persen untuk belanja pegawai, pendidikan 20 persen, kesehatan 10 persen, dana desa naik menjadi 15 persen, lalu kemudian ada APIP ada BPJS. Kalau kita tidak mampu mengelola pendapatan kita, maka ini tidak akan mampu kita anggarkan dengan baik oleh karena itu salah satu caranya maksimalkan pendapatan yang bisa dimaksimalkan,” jelasnya.

Kepala Bapenda Gowa yang juga Koordinator pengelola PAD Gowa, Indra Wahyudi Yusuf, mengatakan rakor ini bertujuan menyatukan persepsi dan berkolaborasi dalam upaya meningkatkan PAD di Gowa.

“Kami sambil studi tiru juga langsung melakukan rapat koordinasi bersama SKPD terkait, termasuk mendengarkan langsung kiat-kiat Bupati Klungkung dan Pemkab Badung yang mereka lakukan di daerah masing-masing dalam peningkatan PAD apalagi mereka itu adalah penghasil-penghasil PAD besar, misalnya Kabupaten Klungkung di mana mereka dari PAD yang kecil kini meningkat pesat,” jelasnya.

Ia berharap melalui rakor ini, seluruh peserta khususnya pimpinan SKPD dan bendahara penerimaannya bisa lebih terpacu dalam melakukan peningkatan PAD, khususnya di bidang kepariwisataan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *