Pariwisata Bali Mulai Bangkit usai Pandemi COVID-19, Empat Tahun Berdarah-darah

waktu baca 2 menit

BukaBaca.ID, Kepulauan Selayar – Pariwisata Bali sudah mulai kembali bangkit setelah pandemi Covid-19. Setelah selama hampir 4 tahun ‘berdarah-darah’ akibat efek domino pandemi, yang disertai dengan ribuan kamar hotel terpaksa harus dipangkas.

“Pada tahun 2020 hingga 2023, hanya terdapat tambahan 817 kamar di Bali, namun terjadi pengurangan sebanyak 1.591 kamar akibat penutupan hotel,” demikian laporan Q4-2023 Colliers, dikutip Selasa (16/1/2024). 

Penurunan pasokan kamar hotel ini seharusnya berkontribusi pada peningkatan daya saing antar hotel. Namun, masih tersedianya pasokan hotel di Bali, secara tidak langsung menunjukkan berlanjutnya minat investor, dan kembalinya kunjungan wisatawan menunjukkan kebangkitan sektor pariwisata Bali.

Pada tahun 2023, kinerja industri perhotelan Bali lebih baik dibandingkan tahun 2020 hingga 2022. Peningkatan kinerja hotel di Bali dimulai pada pertengahan tahun 2022, bertepatan dengan pelonggaran peraturan perjalanan. Pada periode ini juga terjadi lonjakan kunjungan wisatawan, khususnya dari luar negeri, pada tahun 2022. Bali terus menjadi destinasi pilihan untuk kegiatan offline dan MICE sehingga berkontribusi signifikan terhadap okupansi hotel.

Tahun 2023 ditandai dengan banyaknya kegiatan MICE dan berbagai acara offline yang menarik banyak pengunjung. Lonjakan aktivitas ini tidak hanya terbatas pada sektor pemerintah, namun juga melibatkan partisipasi aktif dari entitas korporasi.

Meskipun belum sepenuhnya pulih, secara statistik terdapat peningkatan yang konsisten dalam jumlah wisatawan asing dan domestik yang berkunjung ke Bali dalam tiga tahun terakhir.

Pasar Asia Pasifik dan Eropa secara kolektif berkontribusi signifikan terhadap pasar internasional Bali. Saat ini, pasar-pasar tersebut menunjukkan tanda-tanda pemulihan. Pasar Australia memegang posisi dominan dengan 50%. Meski demikian, diperkirakan turis Australia bakal beralih untuk pergi ke wilayah lainnya.

“Meskipun Australia mendominasi kunjungan wisatawan internasional ke Bali, tampaknya untuk liburan musim panas tahun 2023-2024, Indonesia bukanlah tujuan favorit banyak warga Australia. Sejumlah besar warga Australia memilih untuk menghabiskan liburan mereka di tempat lain, khususnya di Selandia Baru, Eropa, Jepang, Thailand, dan Singapura, sebagai 5 destinasi teratas mereka. Indonesia masuk sebagai pilihan ketujuh bersama Amerika, Kanada, dan China,” tulis Colliers.

Sedangkan jumlah kedatangan turis dari negara-negara utama di Asia Pasifik, khususnya Jepang dan China belum mencapai 50% dari angka yang tercatat pada tahun 2019. Biasanya, pangsa pasar China berkisar antara 30% hingga 40%, bersaing ketat dengan Australia.

Meskipun begitu, pasar utama Bali tetap merupakan wisatawan lokal yang memberikan kontribusi lebih dari 60% terhadap total jumlah wisatawan di Bali. Tahun 2023 menjadi tahun dengan kinerja tertinggi Bali, yang mencerminkan kebangkitan khususnya di wilayah seperti Ubud dan Kuta-Legian.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *