Kasus Penyakit Jantung di Indonesia Mengkhawatirkan

waktu baca 2 menit
Ilustrasi

BukaBaca.ID, Jakarta – Kasus penyakit jantung di Indonesia menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan laporan dari Kementerian Kesehatan, penyakit jantung kini menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia, mengalahkan penyakit menular seperti TBC dan malaria.

Menurut data yang dirilis oleh Pusat Data dan Informasi Kesehatan, lebih dari 1,5 juta kasus penyakit jantung tercatat sepanjang tahun 2023, dengan angka kematian yang mencapai 230 ribu jiwa. Kondisi ini semakin mengkhawatirkan karena sebagian besar kasus terjadi pada usia produktif antara 30 hingga 50 tahun.

Menteri Kesehatan, Dr. Budi Gunadi Sadikin, menyatakan bahwa peningkatan jumlah penderita penyakit jantung disebabkan oleh gaya hidup tidak sehat yang semakin marak, terutama di perkotaan. Pola makan tinggi lemak dan garam, kurangnya aktivitas fisik, serta tingginya prevalensi merokok menjadi faktor utama pemicu penyakit jantung di Indonesia.

“Kami menghimbau masyarakat untuk lebih peduli terhadap pola makan dan rutin melakukan aktivitas fisik. Penyakit jantung sebenarnya dapat dicegah dengan menjaga gaya hidup sehat dan mengurangi konsumsi makanan yang tidak sehat,” ujar Dr. Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (5/10).

Pemerintah juga berencana untuk meningkatkan program edukasi kesehatan melalui kampanye nasional, yang bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan jantung. Salah satu inisiatif yang diluncurkan adalah gerakan Jaga Jantung Sehat, yang mendorong warga untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan, terutama bagi mereka yang berisiko tinggi.

Para pakar kesehatan menambahkan bahwa penanganan dini terhadap faktor risiko seperti hipertensi, kolesterol tinggi, dan diabetes sangat penting dalam mencegah komplikasi jantung. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memahami gejala-gejala awal penyakit jantung seperti nyeri dada, sesak napas, dan kelelahan yang tidak biasa, serta segera memeriksakan diri ke dokter.

Dengan adanya peningkatan kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat, pemerintah berharap angka penderita penyakit jantung dapat ditekan dan kualitas hidup warga Indonesia dapat meningkat. (fdy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *