Tentang Perempuan dan untuk Perempuan
bukabaca.id – Mungkin Hari ini banyak aktivis perempuan yang menulis tentang emansipasi dan tertuju pada kaum laki-laki.
Saya juga sangat ingin menyampaikan ini.
Jika kalian menuntut kepada kaum laki-laki, Bolehkah saya menuntut kepada sesama perempuan?
Beberapa menuntut agar perempuan harus setara dengan laki-laki. Perempuan juga bisa menjadi kaum terdidik, dan terpandang dengan bekal ilmu pengetahuan, pekerjaan yang layak, dan kesempatan untuk berkarir lebih jauh dan maju. Yah Saya setuju itu.
Tetapi bolehkah Kita jugaa menghargai sesama perempuan yang memilih di rumah saja? Mengerjakan pekerjaan rumah tangga, lebih meluangkan waktu untuk keluarga, mendidik anak.
Lebih menghargai mereka dengan tidak mengatakan bahwa mereka adalah pemikir Kuno, dan hanya dijadikan budak
Perempuan sama tapi dalam hal ini, tentu tiap perempuan berhak memilih bagaimana jalan hidupnya ke depan. Selama perempuan tidak merasa dirugikan dan bahagia, kenapa tidak?
Yang kedua, bolehkah Kita lebih mampu saling menyayangi?
Berapa banyak sesama perempuan yang tidak saling mendukung. Tetapi malah saling menghujat, membenci atau bahkan bertengkar. Banyak hal yang menyebabkan. Misalnya berebut pacar? Berebut suami atau istri ? Atau sekedar melihat postingan perempuan, dengan perilaku yang tidak baik, kemudian menghujatnya.
Apakah Kita sudah kekurangan rasa peduli? empati? dan kasih?
Yang ketiga, kenapa sih sesama perempuan tidak bisa saling merangkul, Jika melihat sesama perempuan tersakiti? Atau melakukan kesalahan baik secara hukum maupun secara agama.
Bukankah Kita sama-sama pernah merasa sedih? Marah? Kecewa?. Bukankah Kita sama-sama pernah menangis sendirian? Bagimana rasanya? Bukankah itu sakit?.
Karena kita perempuan. Harusnya kita bisa saling mengerti, peduli dan menyayangi. Itu menurut ku.
Saya juga perempuan dan Saya berada di barisan perempuan-perempuan lainnya jika hak-hak kami dibatasi. Tapi harapan terbesar Saya adalah Saya ingin agar semua perempuan saling menyayangi.
Selamat Hari kartini untuk semuanya tanpa tercuali. Yk, watampone 21 April 2020.
Penulis : Yaumil Khairiyah, Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.