Gerakan Sosial Politik Mahasiswa Terhadap Perubahan Poltik di Indonesia
bukabaca.id, Makassar – Mahasiswa merupakan para pemuda yang memiliki kesempatan mendapatkan pendidikan di perguruan tinggi atau universitas. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat andil dalam perubahan sosial politik di Indonesia.
Dalam sejarah gerakan mahasiswa dari orde lama ke orde baru memiliki kontribusi yang besar terhadap konflik politik di Indonesia. Dimana gerakan yang dilancarkan oleh kaum mahasiswa pelajar dan mahasiswa di era 1960-an dan era reformasi dapat dikatakan berhasil. Pendeknya bisa mencapai titik puncak keberhasilannya.
Gerakan sosial politik di Indonesia identik dengan gerakan sosial politik yang sasarannya adalah pejabat negara atau pemerintah. Gerakan mahasiswa merupakan bagian dari gerakan sosial yang didefinisikan sebagai upaya kolektif untuk memajukan atau melawan perubahan dalam sebuah masyarakat atau kelompok. Gerakan sosial (social movement) adalah aktivitas berupa gerakan sejenis tindakan sekelompok yang merupakan kelompok informal yang berbentuk organisasi, berjumlah besar atau individu yang secara spesifik berfokus pada suatu isu-isu sosial politik dengan melaksanakan, menolak, atau mengkampanyekan sebuah perubahan sosial.
Gerakan sosial politik bergurih silih berganti hingga berdampak pada bergantinya rezim pemerintahan. Akan tetapi, persoalan-persoalan rakyat yang menjadi isu sentral dalam gerakan tersebut justru tidak pernah selesai.
Gerakan politik merupakan gerakan sosial kemasyarakatan di bidang politik. Gerakan politik dapat berkisar di sekitar satu masalah atau dari rangkaian isu permasalahan atau sekitar timbunan keprihatinan bersama dari sekelompok sosial. Gerakan politik berbeda dengan partai politik sebab gerakan politik tidak terorganisasi dan tidak memiliki keanggotaan. Bukan pula gerakan pada saat pemilu atau jabatan politik pada kantor-kantor pemerintah akan tetapi lebih merupakan gerakan politik yang berdasarkan kesamaan dalam kesatuan pandangan politik untuk tujuan berdasarkan kesamaan dalam kesatuan pandangan politik untuk tujuan tertentu antara lain menyakinkan atau menyadarkan publik atau masyarakat termasuk pula pejabat pemerintahan untuk mengambil tindakan pada persoalan yang merupakan focus penyebab dari gerakan tersebut. Gerakan politik muncul sebagai reaksi dari sistem dan kebijkan politik yang dipandang tidak memihak kepada rakyat sehingga meraka melakukan gerakan yang bertujuan menujukkan eksistensi kepentingannya.
Seperti gerakan yang dilakukan oleh mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia pada tahun 2019 yang melakukan demontrasi di sejumlah wilayah. Mereka menolak kebijakan pemerintah yaitu RUU KUHP dan Revisi undang-undang KPK. Penolakan dari para mahasiwa ini disampaikan didepan gedung DPR RI dengan tuntutan menolak RKUHP, RUU pertambangan minerba, RUU pertanahan, RUU permasyarakatan dan RUU KPK yang katanya untuk menguatkan KPK tapi ternyata malah memperlemah KPK, serta beberapa tuntutan lainnya.
Dalam pendekatan teori-teori ilmu sosial yang justru melihat gerakan sosial sebagai fenomena positif. Atau sebagai sarana konstruktif bagi perubahan sosial pendekatan ini merupakan alternatif terhadap fungsionalisme, dan dikenal dengan “teori konflik”. teori konflik pada dasarnya menggunakan tiga asumsi dasar, yaitu : 1). Rakyat dianggap sebagai sejumlah kepentingan dasar dimana mereka akan berusaha secara keras untuk memenuhinya. 2). Kekuasaan adalah inti dari struktur sosial dan hal ini melahirkan perjuangan untuk mendapatkannya, dan 3). Nilai dan gagasan adalah senjata konflik yng digunakan oleh berbagai kelompok untuk mencapai tujuan masing-masing, dari pada sebagai alat mempertahankan identitas dan menyatukan tujuan masyarkat.
Gerakan mahasiswa perlu untuk menciptakan cita-cita bersama bangsa sebagai landasan pergerakan, cita-cita bersama ini harus sederhana namun dapat merangkul semua kepentingan rakyat. gerakan mahasiwa tidak boleh terpisah dalam kearangka ideologi masing-masing organisasi atau kelompok, harus ada kesatuan yang terikit dalam satu tujuan yang sama yaitu untuk membela rakyat. karena dengan kekuatan dan tujuan yang sama dapat mewujudkan dan menciptakan perubahan sosial dan politik di Indonesia. Serta gerakan mahasiswa tidak boleh lepas dari akarnya yaitu rakyat.
Penulis: Sabrina Aulia, Mahasiswa Prodi Sosiologi Universitas Negeri Makassa.
Ket: Isi tulisan adalah sepenuhnya tanggungjawab penulis.