Gubernur Sulsel Jadi Narasumber Talkshow Aksi Nasional Pencegahan Korupsi KPK

waktu baca 4 menit
Dipandu Presenter TV Prita Laura, Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah menjadi salah satu narasumber talkshow webinar dengan tema khusus "Reformasi Birokrasi".

bukabaca.id – Aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) 2019-2020 kini memasuki tahun kedua di tahun 2020 ini. Berbagai inisiatif dan perubahan telah dilakukan dalam upaya-upaya pencegahan korupsi.

Sebagai bentuk penguatan komitmen dan apresiasi, maka Tim Nasional Pencegahan Korupsi (Timnas PK) menyelenggarakan kegiatan Aksi Nasional Pencegahan Korupsi (ANPK) secara daring dan luring bagi Kementerian, Lembaga, Pemerintah Daerah, dan stakeholder terkait pada Rabu (26/8/2020).

Peserta akan diperkuat kembali pemahaman dan komitmennya mengenai Aksi Pencegahan Korupsi (Aksi PK) yang dikawal oleh Tim Stranas PK dalam bentuk talkshow bertemakan “Praktik Baik Pencegahan Korupsi pada Beberapa Aksi PK”.

Dipandu Presenter TV Prita Laura, Gubernur Sulawesi Selatan Prof HM Nurdin Abdullah menjadi salah satu narasumber talkshow webinar dengan tema khusus “Reformasi Birokrasi”. Ia kemudian memberikan pemaparan, termasuk langkah yang diambil provinsi yang dipimpinnya bersama Wakil Gubernur Andi Sudirman Sulaiman.

Narasumber lainnya, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono X, dan Wakil Bupati Banggai, Mustar Labolo.

Nurdin mengatakan selama hampir dua tahun memimpin Sulsel, beberapa langkah dilakukan dalam rangka reformasi birokrasi dan menciptakan good governance, menurutnya tantangan berat yang dihadapi adalah bagaimana merubah mindset atau pola pikir birokrat.

“Oleh karena itu, kami di awal meminta pendampingan dari Korsupgah KPK dan Kejaksaan Tinggi. Bersama-sama kita mencoba untuk menata birokrasi dengan tata kelola pemerintahan dalam mewujudkan good government,” kata Nurdin Abdullah.

Menciptakan pola pikir dan pemahaman, termasuk bagaimana birokrat dapat melihat APBD digunakan untuk rakyat. Tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana menciptakan program yang bermanfaat, efisien dan efektif. Setiap tahun terdapat 7.000an program, olehnya terus didorong dengan sistem perencanaan yang baik sehingga menjadi 2.000-an program.

Mantan bupati Kabupaten Bantaeng dua periode ini menyebutkan, bahwa Pemprov Sulsel adalah perpanjangan tangan Pemerintah Pusat. Tugasnya sebagai gubernur adalah bagaimana membangun sinergi antara pusat, provinsi dan kabupaten/kota. Menempatkan provinsi sebagai bagian pendukung daerah kabupaten/kota.

Dua tahun dilakukan berbagai terobosan dalam perencanaan dan efisiensi. Hasil efisiensi ini kemudian dikolaborasikan dengan kabupaten/kota dengan memberikan Bantuan Keuangan Daerah dalam bentuk join program.

Demikian juga sinergi dengan DPRD dilakukan, sebab dalam setiap perencanaan atau masuk dalam penyusunan anggaran dapat terjadi tarik ulur. Pemprov memaparkan anggaran dibangun dengan sinergi program.

“Sementara dalam sinergi ini untuk terjalin dengan membuat program prioritas. Sehingga setiap tahun bisa dilakukan saving itu sekitar Rp500 miliar. Itu diperuntukkan buat kabupaten/kota,” jelasnya.

Namun, kendala anggaran terbatas dapat ditemukan di kabupaten/kota. Sehingga program tersebut di-multiyears-kan. Hadirnya Pemerintah Provinsi dalam bentuk Bantuan Keuangan Daerah, diharapkan manfaatnya bisa langsung dirasakan oleh masyarakat.

Contoh permasalah disampaikan, banyak kantong-kantong produksi sebenarnya daya saing bisa kita tingkatkan. Namun, terkendala pada infrastruktur jalan.

“Tapi karena akses ke sana itu sangat jelek. Sementara kemampuan keuangan daerah sangat terbatas. Sehingga Provinsi masuk dalam bentuk keuangan daerah. Selama dua tahun terakhir, penyelesaian jalan-jalan daerah itu semakin tinggi. Sehingga daya saing produk masyarakat juga bisa kita naik,” paparnya.

Nurdin menambahkan, sinergi dilakukan juga bersama pemerintah pusat misalnya dengan Kementerian PUPR dalam mengatasi bencana yang terjadi di Luwu Utara. Seperti perbaikan akses jalan dan pembangunan hunian untuk korban banjir.

“Menteri yang sangat care, bahkan kami tidak pikirkan beliau pikirkan. Setiap ada bencana, beliau langsung turun ke lapangan dan membagi tugas. Nah inilah bentuk sinergi yang saya sebutkan tadi.” Sambungnya.

Berlanjut, Ia menyampaikan dalam hal reformasi birokrasi, maka sistem merit (merit system) harus dilakukan.

“Ini memang, insyaallah tahun ini kita harapkan bisa menerapkan sistem merit di Sulsel, karena ini memang sangat penting sekali,” pungkasnya.

Pada berbagai kesempatan, Nurdin Abdullah selalu menekankan agar pegawai yang ditempatkan sesuai kapabilitas.

Pemprov sendiri saat ini sementara membangun merit system berbasis aplikasi yang diharapkan akan selesai pada November ini. Dengan demikian maka Pemprov Sulsel akan memiliki database potensi dan kompetensi ASN, sehingga proses mutasi, rotasi dan promosi akan lebih mudah.

Terakhir, Nurdin menyampaikan terkait struktur organisasi yang dirampingkan. Hal ini dilakukan untuk membangun sinergi, beberapa OPD digabungkan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *