Berikut 5 Keutamaan Puasa Sunnah Syawal

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, – Bulan suci Ramadan kini telah meninggalkan kita. Ramadan usai, terbitlah Syawal. Semua orang kembali beraktivitas sebagaimana biasanya.

Namun usainya ramadan, bukan berarti usai pula waktu kita untuk melakukan hal-hal yang baik seperti layaknya yang kita lakukan saat ramadan. Sebaik-baiknya umat muslim adalah ia yang mengerjakan kebaikan di hari-hari biasa, yang tingkatnya sama seperti saat ramadan.

Momentum bulan suci Ramadan yang membekas di hati seorang Muslim akan melahirkan rasa sedih tatkala bulan suci tersebut hendak pamit.

Kenikmatan ibadah di bulan Ramadhan adalah anugerah agung yang diberikan Allah subhanahu wata’ala. Terutama puasa sebagai ibadah yang paling istimewa di bulan tersebut. Oleh karena itu, sebagian kaum muslimin akan melanjutkan puasa sehari setelah Idul Fitri, yaitu puasa enam hari di bulan Syawal.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:  

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ  

Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka seperti pahala berpuasa setahun” (HR Muslim).  

Dengan melaksanakan puasa sunnah Syawal kita akan mendapatkan keutamaan berupa pahala puasa setahun sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

Dilansir dari berbagai sumber Islmai, Imam Ibnu Rajab al-Hanbali menyebutkan lima keutamaan yang kita dapatkan dari melaksanakan puasa sunnah di bulan Syawal, di antaranya adalah:  

1. Puasa sunnah Syawal sebagai penyempurna puasa Ramadan

Untuk menyempurnakan shalat fardhu, kita dianjurkan melaksanakan shalat sunnah rawatib, yaitu qabliyah dan bakdiyah. Dengan melaksanakan shalat sunnah rawatib, maka shalat sunnah fardhu akan menjadi sempurna. Begitu pun puasa sunnah Syawal yang dapat menyempurnakan puasa Ramadhan.

2. Menyempurnakan pahala puasa menjadi pahala puasa setahun

Hal tersebut sebagaimana yang dijanjikan dalam hadits Rasulullah dalam kitab Shahih Muslim, “Siapa saja yang berpuasa Ramadhan, kemudian dilanjutkan dengan enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti pahala berpuasa setahun.”  

3. Membiasakan puasa setelah selesainya puasa Ramadan

Sesungguhnya Allah Swt apabila menerima amal kebaikan seseorang, akan menganugerahi ia untuk berbuat kebaikan setelah itu. Sebagian ulama mengatakan, bahwa ganjaran perbuatan baik adalah perbuatan baik setelahnya, maka siapa saja yang berbuat kebaikan kemudian mengikutkannya dengan perbuatan baik lainnya.

Maka hal yang demikian adalah tanda diterimanya kebaikan yang pertama, pun halnya orang yang berbuat baik kemudian mengikutkannya dengan perbuatan buruk maka yang demikian adalah tanda ditolaknya kebaikan yang ia kerjakan.

4. Puasa sunah Syawal sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT

Melaksanakan puasa sunnah di bulan syawal merupakan tanda syukur kita kepada Allah Swt atas anugerah yang melimpah di bulan Ramadhan berupa puasa, qiyamul lail (shalat malam), zakat dan lain-lain.

Puasa di bulan Ramadhan sesungguhnya meniscayakan ampunan bagi orang yang menjalankannya, hal ini didasari dengan hadits Rasulullah Saw yang diriwayatkan oleh Sahabat Abu Hurairah ra, Siapa saja yang berpuasa Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.”

[dalam riwayat lain]: “Siapa saja yang menghidupkan malam hari bulan Ramadhan dengan dasar iman, dan berharap pahala dan ridha Allah, maka dosanya yang lalu akan diampuni.” (Hr. Bukhari dan Muslim)  

Karena ampunan ini lah patutnya kita bersyukur kepada Allah dengan melakukan ketaatan berupa puasa Syawal.

5. Ibadah yang dilaksanakan pada bulan Ramadan tidak terputus

Dengan selesainya bulan suci Ramadhan, bukan berarti ibadah yang kita amalkan selesai sudah, namun hendaknya kita berusaha untuk mempertahankan kualitas dan kuantitas ibadah di bulan-bulan selanjutnya sebagaimana di bulan Ramadhan.

Sekadar diketahui, bahwa puasa Syawal juga dapat dikatakan adalah salah satu bentuk usaha yang dapat kita lakukan untuk melestarikan ibadah yang kita lakukan di bulan Ramadan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *