Bertekad Penuh, Dua Pelajar Asal Kajang Berhasil Raih Kesempatan Magang di Jakarta

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Bulukumba – Dua pelajar asal Kajang, Kabupaten Bulukumba bertekad jalani magang di Anindhaloka, Bintaro, Jakarta. Kedua pelajar tersebut yakni Suhardi (Siswa SMA Negeri 13 Bulukumba) dan Muhammad Rizki (Siswa SMA Negeri 18 Bulukumba).

Kedua pelajar tersebut mengalami keberangkatan, karena seharusnya berangkat sejak 1 Januari lalu. Namun hal ini disebabkan oleh adanya beberapa urusan persyaratan yang harus dituntaskan terlebih dahulu. Rencananya mereka akan menjalani proses magang selama 2 bulan penuh.

Inisiator sekaligus penanggungjawab program magang Anindhaloka yakni Tasman Ambar Mattuliang, sebelumnya menjemput langsung Suhardi dan Muhammad Rizki di Kecamatan Kajang Kabupaten Bulukumba.

Sehubungan dengan penjemputan tersebut, beberapa agenda yang diselipkan selama di Sulawesi Selatan diantaranya, seminar SDGs Desa Bontomangiring, Podcast BE TV Bulukumba, survey lokasi sekolah multikultural di Kajang, Pembenahan dan persiapan toko baju lokal dan warkop Dompea di Kota Bulukumba, serta Audiensi Dinas Pendidikan soal rekomendasi peserta magang dan persiapan tindaklanjut SMK Dharma Bakti.

Saat setiba di Jakarya, Suhardi dan Muhammad Rizki akan menjalani magang fokus pada IT, desain dan digital marketing. Adapun output konkrit dari program magang tersebut ialah sebagai berikut:

1. Tim pengembangan desa melalui platform desa yang sedang dikembangkan Anindhaloka,
2. Tim internal SMK Dharma Bakti,
3. Tim IT dan Digital marketing toko Dompea,
4. Sumbangsih program sekolah dalam menyambut kebijakan baru Kemendikbud merdeka belajar.

Nantinya proses orientasi akan berlangsung selama seminggu, leadership seminggu, LearNIN (rakit hardware dan CPU komputer) 2 minggu, Digital marketing seminggu dan desain konten seminggu.

Selain itu, Suhardi dan Muhammad Rizki juga akan dilibatkan langsung untuk ikut serta dalam proses perencanaan program-program Anindhaloka di bidang pengembangan desa.

Diketahui bahwa program magang tersebut atas inisiatif sendiri. Segala persiapan dan anggaran ditanggung penuh oleh penanggungjawab tanpa membebani pemerintah.

Sebelumnya mereka telah mencoba untuk mengajukan proposal, namun beberapa pihak tidak mendukung anggaran akomodasinya. Namun karena komitmen program, Tasman Ambar selaku penanggungjawab tetap bersikukuh untuk memberangkatkan kedua pelajar tersebut.

“Jadi kita sudah coba proposal ke beberapa pihak tapi sampai detik ini belum ada respon yangs sesuai harapan. Namun, apapun itu program ini sebetulnya selain sebagai bentuk respon merdeka belajar juga adalah upaya untuk mengejar ketertinggalan potensi dasar siswa yang tertinggal sebab kondisi pandemi yang sudah hampir setahun proses belajarnya tidak berjalan dengan baik,” ungkap Tasman Ambar.

Suhardi dan Muhammad Rizki pun merasa beruntung dan bersyukur bisa diberi kesempatan terbang ke Jakarta. Tujuannya bahkan tidak hanya sebatas mengikuti rencana pembelajaran. Namun mereka juga menganggap ini adalah kesempatan mencari pengalaman dan membangun relasi yang lebih luas.

“Sangat bersyukur dan merasa bangga atas kesempatan ini, dan insyaallah saya bertekad mengikuti proses magang dengan baik. Agar setelah selesai program magang output konkritnya sebagai amanah dapat saya jalani,” ungkap Muhammad Rizki.

Senada dengan Rizki, Suhardi lun juha mengatakan bahwa ia akan menggunakan kesempatan ini untuk membangun relasi serta pengalaman baru untuk menghadapi tantangan yang lebih hebat kedepannya.

“Saya kira kesempatan ini bukan hanya sebatas belajar IT, desain dan digital marketing. Tapi jauh dari hal tersebut kami anggap ini kesempatan untuk membangun relasi dan mencari pengalaman baru untuk proses kedepan yang tentu tantangannya lebih hebat. Ia sebagaimana diketahui bahwa Jakarta kata orang adalah tempat bertemunya orang-orang hebat,” pungkas Suhardi.

Sekadar diketahui bahwa program magang tersebut akan menjadi suatu lompatan yang luar biasa. Kedua pelajar yang masih duduk di bangku SMA tersebut, kini sudah bisa berkesempatan belajar di Ibu Kota Indonesia.

Hal tersebut tentu akan menjadi catatan sejarah tersendiri sebagai langkah dan upaya yang kurang bahkan terbilang untuk pertama kalinya program, langkah dan keputusan tersebut terjadi.(Arman)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *