Buruh, Pahlawan Super di Tengah Pandemi Covid-19
bukabaca.id, Makassar – Virus Corona atau biasa juga disebut Covid-19 ini adalah virus yang menyerang organ paru-paru dari manusia dan sangat cepat menyebar dari manusia satu ke manusia lainnya. Awalnya virus ini berasal dari Kota Wuhan di China, tapi berselang beberapa bulan virus ini telah tersebar hampir diseluruh belahan dunia, tak terkecuali Indonesia.
Begitu cepatnya penyebaran virus ini, Pemerintah Indonesia kemudian melakukan pencegahan, salah satunya adalah Social Distancing atau jaga jarak antar manusia dan juga Stay Home atau tetap dirumah. Ini menjadi kendala bagi pekerja atau pegawai, sebab harus melakukan pekerjaan itu dirumah dan masalahnya tidak semua pekerjaan itu bisa diselesaikan dari rumah, salah satunya adalah buruh.
Buruh yang bekerja di pabrik mau tidak mau harus tetap bekerja, selain untuk mencari nafkah, buruh juga menjadi penggerak ekonomi bagi negara. Apalagi di tengah pandemi Covid-19, masyarakat sangat membutuhkan yang namanya bahan pokok atau kebutuhan lainnya Ketika buruh tidak bekerja di pabrik atau di toko, itu akan berdampak pula bagi masyarakat. Sebab, ekonomi akan lumpuh dan selain itu pasokan bahan pokok dan kebutuhan lainnya juga akan tersendat.
Jadi untuk menanggulangi masalah ekonomi yang ada di Indonesia, pemerintah mengizinkan pabrik dan toko-toko kebutuhan tetap buka ditengah pandemic Covid-19 ini. Tapi, dengan standar atau ketentuan yang berlaku, seperti jam kerja yang dulunya dari jam 8 pagi hingga jam 5 sore, kini hanya dibolehkan dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang dan juga selalu menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) pada saat bekerja.
Dengan demikian, bisa dilihat bahwa bukan hanya para medis yang berjuang ditengah pandemi Covid-19, tapi juga ada pahlawan yang terlupakan ditengah pandemi ini yaitu buruh yang bekerja di pabrik.
Salim, salah satu pekerja yang bekerja di Toko Bangunan Sejati Logam (BSL) yang mau tidak mau harus tetap bekerja di tengah pandemi Covid-19. Dia mengatakan meskipun harus bekerja dengan perasaan yang deg-degan karena adanya paparan virus Covid-19, kita sebagai buruh harus tetap bekerja. Selain untuk mencari nafkah, juga untuk memudahkan masyarakat agar bisa mendapatkan bahan-bahan yang sesuai kebutuhannya.
“Sekalipun pernah sesekali, waktu awal toko ini buka ditengah pandemic kita sempat mendapat perlakukan yang kurang mengenakkan dengan disiram air oleh pemadam kebakaran. Meskipun, hal ini pihak toko yang salah dengan tetap membuka toko melampaui batas waktu yang ditentukan, itukan bisa disampaikan secara baik-baik dulu apalagi pihak toko juga belum tahu batas waktu yang ditentukan, karena penyampaiannya belum merata. Tapi, itulah suka duka bekerja ditengah pandemic Covid-19, saya sebagai pekerja hanya bisa mengambil hikmanya saja, lagian kita juga bekerja bukan hanya untuk diri kita sendiri melainkan ada orang lain yang membutuhkan jasa kita,” lanjut pria yang berusia 23 tahun itu. Senin, (9/11/2020).
Hal yang sama juga dirasakan oleh para pekerja lainnya yang bekerja di Toko alat-alat motor Tunas Baja, Aldi Wahyudi atau biasa dipanggil Emba. Pria yang berasal dari mamuju ini mengatakan bahwa masalah lain yang terjadi selain penyiraman air, kita juga mendapat kendala di sistem pengantaran.
Ketika kita melakukan pengantaran di daerah tertentu, masih banyak yang mengabaikan untuk melakukan penyemprotan desingfektan pada mobil pengantaran barang. Itu juga membuat kita sebagai driver agak deg-degan, sebab tidak diketahui pasti virus-virus apa yang telah tertempel pada mobil kita.
“Saya sebagai buruh sangat berharap pemerintah mampu melakukan penanganan ini dengan serius, mulai dari pemberian masker dan juga penyemprotan desingfektan yang merata di setiap daerah. Agar kita juga sebagai buruh tidak was-was setiap kali melakukan pengantaran,” lanjut Emba.
Buruh Dirumahkan
Di tengah merebaknya wabah virus Covid-19 ini, banyak masalah juga yang terjadi di dunia ketenagakerjaan atau lebih tepatnya perburuhan. Salah satunya adalah buruh yang dirumahkan, karena pabrik atau perusahaan tidak mampu menanggung atau membayarkan upahnya.
Salah satu pekerja yang dirumahkan oleh pihak perusahaan yang berinisial SJY, yaitu Takbir. Dia telah dirumahkan sejak tanggal 2 Mei 2020 dan sama sekali tidak mendapatkan gaji, ketika sedang dirumahkan.
“Saya dirumahkan ketika pihak perusahaan SJY ini tidak memperpanjang kontrak saya sebagai pekerja didalam, saat ini saya berharap pemerintah mampu mengatasi masalah yang dialami para pekerja. Bukan cuma saya melainkan banyak sekali pekerja yang dirumahkan bahkan ter PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) di tengah pandemi ini,” ujar pria bertubuh gempal ini. Minggu, (8/11/2020).
Para pekerja harusnya juga menjadi pusat perhatian bagi pemerintah, sebab tanpa pekerja ekonomi negara akan jatuh. Pemerintah juga harusnya mampu memberikan jaminan sosial terhadap pekerja-pekerja yang telah ter PHK ataupun dirumahkan, apalagi ditengah pandemic seperti ini lahan pekerjaan sangat sulit untuk didapatkan.
Para pekerja atau buruh adalah pahlawan yang terlupakan ditengah pandemic seperti ini.
Meskipun sebagian besar para pekerja atau buruh tidak terjun langsung dalam penanganan medis tapi mereka telah berjasa dalam memajukan atau menjaga ekonomi negara agar tetap stabil ditengah pandemi seperti sekarang ini. (Ainun)