Deklarasi, Mahasiswa di Bontomangiring Buat Komunitas untuk Berbagi Ilmu

waktu baca 2 menit
Para mahasiswa di Desa Bontomangiring, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba mendeklarasikan sebuah komunitas untuk berbagi ilmu ke masyarakat.

bukabaca.id, Bulukumba – Menyandang status mahasiswa bukan perkara mudah. Selain biaya, mereka juga dituntut untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki. Bukan sekelip mata, para pejuang toga bisa menyelesaikan studi keilmuan yang digeluti.

Demikian juga dengan persoalan ilmu. Para mahasiswa tidak punya wadah untuk menyalurkan gagasan atau ide-ide cemerlang. Namun lain halnya di Desa Bontomangiring, Kecamatan Bulukumpa, Kabupaten Bulukumba. Mahasiswa yang berasal dari Desa Bontomangiring  mendeklarasikan sebuah komunitas. Tujuannya sebagai wadah untuk berbagi ilmu ke masyarakat bersama para pemuda desa setempat.

“Orang dewasa memang punya banyak pengalaman tetapi harus dibarengi dengan pemikiran pemuda yang tajam. Maka dari itu harus ada kolaborasi antara pemuda dan orang dewasa,” kata Sahrul Alam, Ketua Umum Komunitas Mahasiswa Bontomangiring kepada awak media saat deklarasi di Gedung Pertemuan Desa Bontomangiring, Minggu (7/6/2020).

Lanjutnya, Sahrul berharap dengan adanya komunitas tersebut para mahasiswa bisa bersinergi dengan masyarakat. Terutama para pemuda dalam satu tujuan yakni membangun Desa.  

Diketahui, deklarasi oleh mahasiswa di Desa Bontomangiring mengangkat tema “Awal Tanpa Akhir”. 

Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Bontomangiring, Muhammad Zain mengapresiasi langkah mahasiswa dengan adanya komunitas tersebut.

“Saya berharap kepada tokoh masyarakat untuk membimbing adik-adik,” kata Muhammad Zain.

Selain wadah untuk menyalurkan ilmu, tujuan utama deklarasi komunitas di Desa Bontomangiring untuk ajang silaturahmi antara pemuda, mahasiswa dan masyarakat. Awalnya mereka resah sebab jalinan silaturahmi tidak seperti yang diharapkan.

Kini, dengan adanya komunitas mahasiswa masyarakat dan pemuda Desa Bontomangirng bisa berbagi ilmu, silaturahmi apalagi. Bahkan salah seorang tim konsultasi, Elfiani Jusni mengibaratkan Komunitas Mahasiswa atau para pelajar seperti gelas kosong lalu diisi dengan air. Dimana isinya dapat melepaskan dahaga banyak orang.

“Maknanya, sebagai mahasiswa yang menuntut ilmu di perantauan yang kemudian ilmu diimplementasikan ke kampung halaman. Dari ilmunya bisa berguna bagi orang lain,” ucap Elfiani Jusni. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *