Dusun Holiang: Kaya SDA, Minim Infrastruktur dan Bangku Pendidikan

bukabaca.id, Maros – Dusun Holiang adalah sebuah Dusun yang terletak di Desa Cenrana, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Jarak antara perkotaan dan Dusun Holiang sendiri ada sekitar 67 km, yang jika ditempuh dengan menggunakan motor akan bisa memakan waktu hingga 2-3 jam.

Akses perjalanan tidak hanya sebatas menggunakan motor saja, tetapi ada satu akses yang memang agak sukar dilalui dengan kendaraan. Sehingga beberapa orang yang berkunjung lebih memilih berjalan kaki hingga bisa sampai ke Dusun Holiang.

Di Dusun Holiang sendiri memiliki tiga RW yakni RW 1, RW 2 dan RW 3. Keakraban antara masyarakat satu dengan lainnya sangatlah baik. Bahkan mereka yang bermukim di sana semuanya seakan seperti keluarga kandung.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat di Dusun Holiang adalah petani. Selain bertani, beberapa masyarakat juga ada yang berternak.

Kebanyakan orang di sana menanam tanaman yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari mereka. Seperti padi, kemiri, sayur mayur, cabe, jagung, kacang tanah, dan masih banyak lainnya.

Keseluruhan hasil panen mereka jual untuk bisa menghidupi keluarga mereka, kecuali padi. Hal itu dikatakan langsung oleh salah satu warga Dusun Holiang yakni Nur.

“Hasil panen dijual. Tapi kalau beras tidak dijual. Kami makan sendiri. Biasanya 1 tahun kami habis 5 karung (besar),” ujar Nur kepada awak media, saat ditemui di kediamannya di Dusun Holiang.

Untuk lokasi bertani, hampir semua masyarakat di sana memiliki lahan yang cukup luas. Sehingga biasanya satu keluarga bisa langsung menanam banyak jenis tanaman.

Terkait hasil panen, menurut Nur mereka di sana tak pernah merasakan yang namanya gagal panen. Meskipun jarak wilayah mereka dengan lokasi pembelian obat hingga pupuk tanaman jauh. Tetapi mereka selalu berusaha untuk membelinya, demi hasil panen yang baik.

“Tapi biasanya ada yang ganggu tanaman, kayak monyet, babi. Biasanya mereka makan kita punya kacang tanah sama tanaman yang lain. Jadi kita di sini itu ganti-gantian untuk pergi menjaga kebun. Biasa saya yang jaga, biasa suamiku, biasa juga mama,” ujarnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *