Gelar Workshop SKPI, FTI UMI Hadirkan Pembicara dari PII Learning Center
bukabaca.id, Makassar – Fakultas Teknologi Industri Universitas Muslim Indonesia (FTI UMI) kembali menggelar Workshop Sertifikat Kompetensi Pendamping Ijazah (SKPI) bagi para lulusan baru FTI UMI yang diselenggarakan di Ballroom Sandeq Hotel Claro, Makassar, Sabtu, (14/12/2019)
Acara dibuka langsung oleh Dekan FTI UMI Dr. Ir. Zakir Sabara, MT., IPM., ASEAN Eng di hadapan para undangan dan peserta workshop SKPI.
Workshop kali ini menghadirkan beberapa pemateri antara lain: Ir. Catur Hernanto pengurus Badan Kejuruan Industri mengangkat topik tentang lean project management, Ir. Sulistyowati mengangkat topik tentang aspek lingkungan pada aktifitas pertambangan, Ir. Habibie Razak (Sekretaris PII Learning Center) mengangkat topik pengembangan gas dan renewable energy di Indonesia, Ir. Aprilia Sovientina Chaidir mengangkat topik industry 4.0 dan Dr. Ir. Qiqi Asmara memberikan pemaparan tentang kompetensi keinsinyuran Indonesia setelah diterbitkannya UU No. 11/2014.
Ir. Habibie Razak sebagai salah satu pemateri memberikan pemahaman kepada peserta workshop tentang industri gas dan LNG juga renewable energy di Indonesia menjadi sangat potential untuk dikembangkan mengingat Indonesia punya potensi sumber daya alam yang sangat melimpah.
“Contohnya, cadangan Gas alam Indonesia adalah 73. 4 miliar meter kubik merupakan nomor 10 terbesar di dunia, sedangkan potensi panas bumi kita adalah sekitar 30 GW adalah nomor 1 terbesar di dunia,” ujar Habibie Razak,
Potensi energi terbarukan lainnya, kata Habibie, seperti energi solar, energi angin, air, biogas juga biomass cukup melimpah.
“Indonesia hingga tahun ini baru bisa memenuhi sekitar 10% energi terbarukan dari total konsumsi energi listrik di Indonesia dan sesuai dengan komitmen Indonesia melalui COP 21 di Paris tahun 2015, konsumsi energi listrik dari energi terbarukan atau renewable energi setidaknya 23% di tahun 2025, kita masih butuh kerja-kerja cerdas untuk bisa mewujudkan target ini. Untuk bisa mencapai ini tentunya juga dibutuhkan regulasi yang lebih memihak pada investasi pengembangan renewable energy projects di Indonesia,” papar Habibie Razak yang juga merupakan salah satu pengurus pusat Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Habibie Razak melanjutkan, lulusan baru dari Fakultas Teknologi Industri dituntut untuk berkontribusi pada pembangunan infrastruktur yang sangat masif 5 tahun terakhir.
“Program proyek strategis nasional terdiri dari 225 proyek mega-infrastruktur memberikan kesempatan untuk alumni baru terlibat dan berkarya. Sebutlah proyek-proyek infrastruktur gas & LNG serta renewable energy memberikan kesempatan kepada alumni baru untuk belajar di proyek-proyek prestigious contohnya proyek PLTB 75 MW di Kabupaten Sidrap dan PLTB 72 MW di Kabupaten Jeneponto,” ujarnya.
Ia pun mengimbau agar para lulusan baru perlu belajar lagi fundamental gas & LNG, bedanya dengan LPG dan NGL.
“Karena ke depan yang akan dibangun adalah infrastruktur gas untuk mendukung program pemerintah dalam rangka pengurangan efek rumah kaca. Penggunaan bahan bakar fosil seperti batu-bara dan oil based ke depan akan dikurangi dan substitusi dengan gas dan energi terbarukan tadi,” terangnya. (*)