Gubernur Sulel: Vaksin COVID-19 Dimulai 14 Januari 2021
bukabaca.id – Gubernur Sulsel, Nurdin Abdullah, memimpin rapat konsolidasi dengan dinas dan rumah sakit (RS) dalam mengantisipasi peningkatan pasien COVID-19. Dia meminta kapasitas tempat tidur RS ditambah.
Nurdin mengemukakan, pemerintah akan menambah kapasitas tempat tidur isolasi RS, baik bagi RS utama maupun RS penyangga lainnya. Diperlukan juga penambahan hotel karantina, termasuk di kabupaten/kota.
“Sebenarnya hotel-hotel kita sama dengan rumah sakit darurat. Karena sudah ada tenaga medis, obat-obatan yang beragam,” jelas Nurdin di rumah jabatan Gubernur Sulsel, Ahad siang (3/1/2021).
Nurdin menyampaikan, strategi awal saat COVID-19 melanda Sulsel, penanganan pasien dikategorikan antara yang bergejala dan tidak bergejala.
“Dari awal sudah dibagi, yang OTG kita rawat di Hotel Wisata COVID-19. Sementara yang ada komorbid kita masukkan ke rumah sakit,” sebutnya.
“Namun, saya lihat terakhir ini, segala yang positif semuanya mengarah ke rumah sakit. Makanya perlu edukasi dan sosialisasi kita lebih gencar lagi ditambah strategi kita,” sambung Nurdin.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Sulsel, Muhammad Ichsan Mustari menyebutkan, sistem rujukan pasien COVID-19 tengah digodok. Demikian juga memanfaatkan 1.000 tokoh lintas agama mereka didorong untuk mengedukasi masyarakat untuk menjalankan protokol kesehatan.
Saat ini, rujukan ke Makassar dalam dua hari terakhir sudah mulai berkurang karena Rumah Sakit kabupaten/kota diaktifkan untuk penanganan COVID-19. Adapun okupansi rumah sakit sebesar 67-68 persen.
“Penguatan dengan penambahan kapasitas rumah sakit. Ditambahkan tempat tidur dari bantuan Jepang,” ungkapnya.
Hal lain disampaikan, vaksinasi akan dilakukan 14 Januari 2021 di Sulsel. Ini serentak di Indonesia dan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan (nakes).
Juru Bicara Satgas COVID-19 Sulsel, Husni Thamrin menambahkan, pasien COVID-19 yang sementara dirawat di RS dan sudah tanpa gejala namun masih berstatus positif, untuk dipindahkan ke hotel Wisata Duta COVID-19. Tujuannya, untuk mengurangi beban RS dan betul-betul merawat yang gejala berat dan kritis.
“Pembukaan hotel masih dibutuhkan untuk menampung yang sudah dinyatakan sembuh dari gejala,” tutupnya. (*)