Hasil Audit Konstruksi Masjid 99 Kubah Center Point of Indonesia: Pembangunan Bisa Dilanjutkan
bukabaca.id – Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan meminta lembaga independen untuk melakukan audit terhadap konstruksi bangunan Masjid 99 Kubah Center Point of Indonesia (CPI), lembaga tersebut datang dari Center Of Technolgy Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin Makassar.
Berdasarkan hasil audit sementara Center of Technology FT Unhas ini menghasilkan enam poin dan rekomendasi sebagai acuan untuk kembali melanjutkan pembangunan.
Pertama, ditemukan cacat pada permukaan beton segregasi, colt joint, dan selimut beton tetapi dapat diperbaiki dengan metode patching yaitu menutup permukaan beton dengan mortar, sehingga tulangan terlindungi dengan selimut beton yang cukup.
Kedua, ditemukan beberapa kebocoran pada atap sehingga menyebabkan kerusakan pada plafond. Ketiga, hasil tes atas kekuatan beton, terdapat beberapa titik yang memiliki nilai yang rendah sehingga diperlukan evaluasi terhadap kapasita struktur.
Keempat, pondasi memiliki kapasitas yang cukup untuk memikul bangunan masjid. Kelima, terdapat potensi penurunan jangka panjang pada sekitar lokasi tapak bangunan akibat tidak adanya perbaikan tanah untuk mempercepat penurunan sebagai akibat beban timbunan reklamasi.
Keenam, struktur lantai basement perlu memperhatikan pengaruh dari proses penurunan konsolidasi yang diperkirakan kisaran 20-30 sentimeter dalam jangka sepuluh tahun ke depan.
Menurut Ketua Tim Audit Konstruksi Center of Technology Unhas, Dr Eng Rita Irmawaty menuturkan, secara keseluruhan konstruksi dalam kondisi aman, tidak ada masalah dalam penurunan struktur. Tapi dirinya tak menampik beberapa perlu ada perbaikan, sifatnya cacat struktur saja, bukan major.
“Hanya ada bocor di lantai dua, mungkin karena atap belum tetutup secara keseluruhan. Bahkan struktur masjid 99 kubah sendiri sangat aman karena duduk di atas tanah keras,” jelasnya.
Sementara Plt Kepala Inspektorat Sulsel Abel Rante mengutarakan, pemerintah sangat berhati-hati dalam mengambil sikap. “Tidak ada sama niat pemerintah mengabaikan pembangunan. Kami hati-hati agar tidak salah langkah, tidak mungkin ada pembiayaan tanpa ada perencanaan yang baik,” ujar Abel melalui sambungan Whatsapp, Rabu (5/8/2020).
Setelah audit konstruksi selesai sambung Abel, pemerintah akan memiliki dasar untuk merencanakan kelanjutannya. “Prinsipnya, pemerintah tidak mungkin menelantarkan anggaran besar. Pimpinan dalam hal ini Pak Gubernur pasti berharap jangan sampai biaya yang dikeluarkan banyak tetapi tidak selesai karena ada masalah dalam hal konstruksi,” tambahnya.
Pemeriksaan konstruksi masih akan dijalankan, kini dari tim internal Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Sulsel. “Saya fikir, pak gubernur tidak akan mungkin membiarkan pembangunan salah satu destinasi wisata religi ini sia-sia, toh ini untuk dimanfaatkan oleh masyarakat umum untuk beribadah,” tutupnya. (*)