Jadi Pemateri di Sharing Siber Kreasi, Andi Fadli Sebut Belajar Daring Belum Efektif di Indonesia
bukabaca.id, Makassar – Kementerian komunikasi dan informatika (Kominfo) berkolaborasi dengan siberkreasi menyelenggarakan kegiatan sharing Indonesia makin cakap digital, Kamis (26/8/2021).
Kegiatan kali ini diselenggarakan dengan mengusung tema melindungi anak dari kejahatan dunia maya, di era digital, melalui virtual dengan menggunakan platform zoom meeting.
Seperti biasanya sering cakap digital selalu menghadirkan narasumber yang handal dan profesional dalam bidang komunikasi.dan pada sisi kali ini siberkreasi menghadirkan narasumber yakni Wita (Pengajar Sekolahmu), Muhammad Khairil Haesy (Periksa Fakta Senior Mafindo), Andi Fadli (Dosen Komunikasi UIN Alauddin Makassar), Firj ET Massie (Influencer), serta Ariemega (Research Katadata) selaku pemandu kegiatan.
Dalam pemaparannya, Khairil Haesy menuturkan bahwa pengguna internet di Indonesia berkisar 8 jam 50 menit dalam sehari. Dengan demikian maka masyarakat Indonesia sebagian besar sudah menggunakan internet dalam kesehariannya.
“Artinya internet sudah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Khairil juga menyinggung terkait digital skil. Menurutnya, digital skil adalah berkaitan dengan kemampuan individu dalam mengetahui, memahami dan menggunakan perangkat keras, perangkat lunak serta sistem operasi digital dalam kehidupan sehari-hari.
“Ada beberapa digital skil dasar yang harus dikuasai, yakni penggunaan mesin pencarian, penggunaan fitur-fitur aplikasi pesan, penggunaan fitur-fitur aplikasi video conference dan penggunaan media sosial,” pungkasnya.
Sementara itu, Andi Fadli yang diketahui merupakan Dosen Komunikasi di UIN Alauddin Makassar itu lebih lengkap mengulas terkait literasi digital.
Dalam paparannya kali ini, sosok yang kerap disapa Puang itu mengatakan bahwa kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan di internet adalah arti dan maksud dari literasi digital.
“Sumber belajar yang dapat diakses di internet yang bersifat online merupakan peluang bagi siswa untuk memperoleh banyak informasi dalam menunjang kegiatan belajar. Akan tetapi, untuk dapat memperoleh informasi yang valid sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi belajar diperlukan kemampuan literasi,” jelas Wartawan Senior itu.
Tak hanya itu, ia pun juga membeberkan bahwa, dengan adanya kemampuan literasi terhadap sumber belajar digital diharapkan mampu meningkatkan efektivitas belajar dalam keadaan saat ini. Menurutnya, literasi digital yang juga memiliki pengaruh dalam melakukan proses pembelajaran online seperti saat ini.
“Kemampuan untuk mengolah informasi dan pengetahuan yang ada di internet merupakan pengertian dari literasi digital. Oleh karena itu, setiap orang harus dibekali literasi digital, khususnya dalam memilih sumber belajar supaya dapat memilih mana sumber belajar yang baik,” ujarnya.
Pada pemaparan terakhirnya, Andi Fadli menuturkan, pembelajaran melalui via daring menurutnya kurang efektif digunakan di Indonesia. Namun, ia juga menegaskan bahwa meskipun kurang efektif, bukan berarti itu adalah alasan dalam mengugurkan kewajiban.
“Kalau bicara efektif, saya katakan pembelajaran melalui online atau daring itu belum efektif. Sebagai contoh saya mengajar 1 kelas 40 orang, tetapi dapat dipastikan bahwa hanya ada sekitar 3 sampai 7 orang saja yang bisa konsentrasi dan menangkap apa isi materi yang saya ajarkan. Namun ini sebenarnya menjadi tantangan kita, untuk bagaimana kita menumbuhkan gairah peserta didik untuk bisa lebih banyak interaksi dan interaktif. Dan saya tegaskan belum efektif bukan berarti ini menjadikan pembelajaran online sebagai penggugur kewajiban,” kuncinya.