Jadi Pembicara di Seminar Pengabdian Tri Darma, Sri Iryani: Sampah Bukan Masalah, Tetapi Membawa Manfaat

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Maros – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Entrepreneur (KKN-E) Universitas Fajar Makassar Angkatan XVI menghelat Seminar dan Pengabdian kepada Masyarakat sebagai perwujudan salah satu tri darma perguruan tinggi dengan tema “Inovasi Mahasiswa dan Kontribusi Masyarakat dalam Upaya Mengatasi Masalah Sampah Plastik di Lingkungan Pemukiman” berlangsung di Aula Kantor Desa Pa’bentengang, Kecamatan Marusu, Kabupaten Maros, Sulsel, Rabu (29/9/2021).

Kegiatan yang menghadirkan solusi di tengah Masyarakat atas permasalahan sampah yang telah menjadi trand isu global, dengan melahirkan karya alat pengolahan sampah sederhana yang disertai edukasi melalui seminar. Menjelang penarikan KKN-E Unifa peserta yang dikoordinatori Wirdan Darwin, mengutarakan apresiasi kepada 11 orang rekannya.

“Alat yang kami hadirkan merupakan karya bersama teman-teman yang disupport oleh masyarakat dan pemerintah desa serta dosen kami,” kata Darwin.

Narasumber yang dihadirkan langsung, A. Sri Iryani yang merupakan akademisi Teknik Kimia mengatakan bahwa sampah bukan masalah tetapi bisa membawa manfaat.

“Sampah merupakan hasil aktivitas manusia setiap hari, dimana sampah tersebut tidak menjadi masalah jika setiap individu bisa mengolah sampah tersebut secara baik dan benar,” ujar Mantan Ketua Program Studi Teknik Kimia Unifa.

Tak hanya itu saja, pihaknya juga mengakui bahwa dirinya sepakat kalau isu mengenai sampah sangat krusial di Indonesia.

“Bahkan secara global, sampah merupakan isu yang cukup trend. Artinya masalah sampah adalah masalah kita semua bukan hanya menjadi tanggungjawab para ahli saja tetapi peranan masyarakat sangat dibutuhkan dalam hal ini. Secara sederhana  pemilahan sampah  menggunakan prinsip  Reuse, Recycle, Reduce,” urai Sri sapaan akrabnya pada seminar tersebut.

Sementara itu, Supervisor KKN-E, Faizah Mastuti mengapresiasi upaya mahasiswanya dalam menyukseskan kegiatan, meskipun dengan waktu yang sangat terbatas.

“Meskipun dengan waktu persiapan terlalu mepet akan tetapi dengan waktu yang singkat itu alhamdulillah mahasiswa bisa melaksanakan kagiatan tersebut hingga selesai meskipun terdapat beberapa kekurangan, tetapi merupakan point sebuah proses belajar di panggung yang berbeda,” ungkapnya.

Terkait alat sederhana yang dibuat mahasiswa, menurutnya itu bisa menjadi sebuah solusi untuk masalah pengolahan sampah di desa tersebut.

“Meskipun alat tersebut belum dapat dikatakan sempurna dan bahkan belum dapat dipastikan apakah sudah sesuai standar di tingkat keamanannya, mengingat biaya (budget) yang ada hanya mampu untuk membuat sesedarhana mungkin karena dari beberapa artikel yang sempat dipelajari, harga alat tersebut bisa mencapai puluhan juta untuk 1 alatnya,” lanjut Faizah.

Diketahui, bahwa alat yang berhasil dibuat oleh mahasiswa Unifa untuk pengolahan sampah menggunakan metode proses pembakaran dengan suhu tinggi dengan waktu yang sekitar 3-4 jam. Hal itu disampaikan langsung oleh Ainun selaku salah satu peserta KKN.

“Jadi pada alat ini sebelum melakukan pembakaran pada tunggu kita perlu mengeringkan sampah plastik yang telah kita keringkan, lalun kita masukkan sampahnya sambil menunggu 3 sampai 4 jam untuk dapat menghasilkan uap,” jelas Ainun.

Lebih lanjut katanya, dengan menggunakan alat tersebut, nantinya diharapkan dapat meminimalisir sampah plastik dan mendapatkan produk lain yang dapat digunakan.

“Untuk uapnya kami bersama teman-teman masih memerlukan pengujian lanjutan dalam penentuan komposisi kadar pada uap hasil pembakaran sampah dengan tungku yang dilengkapi selang tempat keluarnya uap degan suhu ruangan. Namun pengujian lapangan dengan pemabakaran, asap tersebut kami simpulkan ini dapat menjadi alternatif pengganti bahan bakar,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *