Jelang Kongres XVII PP HPPMI Maros, Mantan Ketua Periode 2012-2014 Buka Suara
BukaBaca.id, Maros – Menjelang Kongres XVII Pimpinan Pusat Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia (PP HPPMI) Maros, Mantan Ketua Umum PP HPPMI Maros Periode 2012-2014, Mutmainnah buka suara.
Diketahui, HPPMI Maros merupakan organisasi daerah tertua di Kabupaten Maros yang telah berusia 59 tahun, telah melahirkan kader-kader terbaik yang mengisi posisi-posisi sentral seperti: pimpinan daerah, legislatif, pimpinan partai politik, ASN, organisasi masyarakat, dll.
Hingga hari ini, HPPMI Maros terus bertumbuh sebagai mitra kritis pemerintah kabupaten Maros dan juga sebagai agent of change disegala aspek kehidupan masyarakat maros.
“Tentunya usia 59 tahun ini bukanlah hal yang mudah untuk dipertanggung jawabkan oleh para kader penerus HPPMI Maros, mengapa demikian? Perhari ini kita diperhadapkan oleh beragam dinamika tendensi internal dan eksternal organisasi yang jika kader saat ini keliru menerjemahkan tujuan HPPMI Maros maka hanya akan melahirkan kebijakan prematur, sekedar pengisi lembar visi-misi kandidat kemudian melempem diakhir ketetapan kongres,” ujarnya.
Independensi bakal calon ketua umum tentunya harus menjadi salah satu pertimbangan logis untuk para peserta penuh kongres nantinya, terlepas dari koalisi yang terbangun dan peta pemenangan “idealnya tidak berangkat dari titipan “istana”, identitasnya bukan merupakan bagian yang mesra dengan kekuasaan dan lebelnya bukan sosok yang mempunyai track record hitam sebagai “pemain” di dunia pergerakan mahasiswa”.
Mutmainnah menyampaikan, takaran ini menjadi wajib untuk diperhitungkan matang-matang.
“Marilah kita melepas semua ego dan kepentingan golongan, sebab nantinya ketua umum terpilih mesti mengawal kebijakan-kebijakan daerah yang Pro terhadap masyarakat kabupaten maros,” pungkasnya.
“Ketua umum terpilih, tidak hanya wajib mengakomodir semua kepentingan Pemuda, Pelajar dan Mahasiswa tetapi lebih kepada mengabdi untuk masyarakat Butta Salewangang,” ungkap perempuan yang saat ini sedang mendedikasikan diri sebagai pemerhati kopi Mallawa.
Sebagai orang yang pernah bergelut didunia aktivis, kata Mutmainnah, tentunya kita merindukan mimbar-mimbar kebijakan dan parlemen jalanan diwarnai oleh dialektika ilmiah dan berbobot agar HPPMI Maros tidak kehilangan “taring”, menjadi bisu dan tuli untuk semua isu-isu daerah dan nasional seperti kemiskinan, lapangan pekerjaan, lingkungan hidup dan sebagainya.
“Semua komisariat kecamatan, perguruan tinggi, pelajar dan lembaga otonom HPPMI Maros wajib menganalisa dengan bijaksana, kepada siapa mereka akan menjatuhkan pilihan calon kandidat ketua umum, agar tak lagi melahirkan kata “salah pilih”, sebab jika ketuk palu kongres sudah dijatuhkan sudah tidak dapat lagi diganggu gugat,” jelasnya.
Terakhir, Mutmainna mengingatkan, memasuki tahapan Kongres XVII, untuk adik-adik HPPMI Maros, jadilah insan-insan pilihan selaku role model yang tidak hanya berkapasitas secara teori leadership tapi mampu mengeksekusi visi-misi pembangunan Butta Salewangang sejalan dengan marwah dan kreadibilitas HPPMI Maros yang kita Banggakan ini tutupnya. (*)