JK Ingatkan Indonesia Lockdown Agar Tak Senasib Italia, Iran dan Korea
bukabaca.id, Jakarta – Mantan Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla mengingatkan perlunya lockdown atau mengunci negara terkait merebaknya penyebaran Virus Corona Covid-19 di Indonesia. Hal tersebut disampaikan JK jika tak ingin Indonesia senasib dengan negara lainnya seperti Iran, Korea dan Italia. Dimana negara tersebut melaporkan kasus Virus Corona Covid-19 terparah di dunia.
“Apabila tidak dibatasi pergerakan orang, maka bisa makin meluas keadaan ini seperti yang terjadi di Iran, Korea [Selatan], Italia. Tentu sebelumnya di China, semuanya terjadi seperti itu. Maka salah satu cara yang efektif adalah mengurangi pergerakan yang kita kenal dengan lockdown,” kata JK dalam wawancara dengan salah satu stasiun TV swasta, Sabtu (14/3/2020).
“Coba lihat angka tadi yang sudah disampaikan, artinya tiap hari sekarang naiknya 30%, yang sembuh hanya 10%. Tapi kenaikan tiap hari 30%. Ya anda bisa bayangkan mungkin sampe akhir bulan ini bisa sampai 500 [kasus] kalau trend-nya naik terus. Oleh karena itu untuk mencegah penyebaran yang cepat itu, rumusnya rata-rata bisa menyebabkan terinfeksi ke yang lainnya 4,7 orang,” tambah JK.
Bertambahnya kasus Corona di Indonesia menurut JK, hal itu dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lockdown. Disisi lain, dengan diterapkannya lockdown pemerintah juga perlu meperhatikan ketersediaan pangan dalam negeri.
“Pertama disiapkan logistiknya, persediaan makanan di suatu kota dan masyarakat harus betul-betul disampaikan apa yang boleh dan tidak boleh,” jelasnya.
Sebelumnya juru bicara pemerintah Achmad
Yurianto mengatakan saat ini opsi untuk lockdown belum perlu dilakukan. Menurutnya
hal tersebut dianggap kurang efektif dalam membatasi penyebaran. Contohnya
adalah apa yang terjadi di kapal pesiar Diamond Princess, di mana upaya
lockdown justru membuat jumlah korban meningkat dengan pesat.
Akan tetapi, pernyataan tersebut tak sejalan
dengan JK yang mengatakan lockdown adalah salah satu cara untuk mengurangi
aktivitas yang sifatnya mengurangi pergaulan.
“Justru lockdown itu mengakibatkan pergaulan kita dikurangi, tidak seperti di kapal itu yang tiga ribu orang tinggal bersama-sama. Memang banyak yang menyalahkan karantina di kapal itu.” Pungkas mantan Wakil Presiden RI dua periode itu. (*)