KKN-E Unifa Gelar Webinar Bertajuk Membangun Pariwisata Berbasis SDGs di Desa Manyampa

waktu baca 3 menit

bukabaca.id, Bulukumba – Peserta Kuliah Kerja Nyata Entrepreneur (KKN-E) angkatan XV Universitas Fajar (Unifa) Makassar berkolaborasi bersama Karang Taruna Buhung Barania Desa Manyampa menggelar Webinar melalui google meet, Minggu (21/2/2021).

Kegiatan webinar kali ini bertajuk ‘Membangun pariwisata berbasis Sustainable Development Goals (SDGs)’ yang disponsori oleh pihak Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Mutiara Manyampa.

Diketahui bahwa SDGs terdiri dari 17 tujuan dengan 169 target, termasuk di dalamnya pariwisata di desa.

Dalam webinar tersebut menghadirkan dua pembicara yakni Kepala Desa Manyampa, Abbas Madda yang juga merupakan Inisiator Mangrove Luppung Manyampa dan Tasman Ambar Mattuliang dari Tim Pengembangan Desa Anindhaloka Jakarta.

Dalam pemaparannya, Abbas Madda mengaku bahwa Wisata Mangrove Luppung Manyampa ini berfungsi ganda, sebagai lahan konservasi penahan agar tidak terjadi abrasi dan sebagai sumber Pendapatan Asli Desa (PADes).

“Mangrove yang hari ini tumbuh rimbun itu di tanam dari bibit lokal dan telah mencapai 50.000 pohon dan terus dilakukan pengembangan,” tutur Kades Manyampa.

Lebih lanjut menurut Abbas, capaian hingga hari ini Mangrove menyelamatkan kuran lebih 30 Ha daera dari terjadinya abrasi. Selain pemanfaatan Sumber Daya Alam (SDA), pihak Pemerintah Desa (Pemdes) juga terus mengupayakan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Kami telah melaksanakan beberapa upaya berupa pelatihan untuk membekali warga khususnya ibu-ibu yang bermukim dekat di kawasan wisata,” jelasnya.

“Kawasan wisata kami hanya mengandalkan Anggaran Dana Desa (ADD), sedangkan kita ketahui bahwa ada beberapa pengalokasian anggaran,” imbuhnya.

Sehingga menurutnya, pemerintah membutuhkan waktu yang cukup untuk terus melakukan pengembangan untuk mewujudkan cita-cita sebagai objek percontohan.

Salah satu Aktivis Lingkungan, Kiranamuzi yang turut menjadi peserta dalam webinar tersebut mengaku pernah melakukan pemantauan kepadatan tanaman Mangrove Luppung Manyampa melalui bantuan google satelite.

“Saya perhatikan di satelite di sana memang pertumbuhan Mangrovenya cukup padat, dan yang paling perlu diingat lingkungan adalah nafas panjang didalamnya ada banyak kehidupan,” tegasnya yang mengaku tengah berada di Jawa Timur.

Berbeda sudut pandang, Tasman Ambar Mattuliang yang merupakan pemateri kedua, lebih mengarahkan pembahasan pada pengelolaan wisata berkelanjutan dengan memperhatikan berbagai aspek.

“Menjadi wilayah wisata maka tentu sebagai masyarakat perlu welcome (menyambut baik) para pengunjung, dan memperhatikan sisi lingkungan utamanya kebersihan,” ujarnya.

Diketahui komponen Wisata Mangrove Luppung Manyampa telah memiliki rumah informasi, track yang panjangnya kurang lebih 300 meter terbentang diantara pohon mangrove dan 4 gazebo yang masih dalam tahap perampungan.

Sementara itu, Tim dari Universitas Fajar Makassar melalui Deputi Rektor I (DR I), Nur Khaerat Nur menyampaikan terima kasih kepada kepala desa Manyampa yang telah menerima mahasiswa untuk berkegiatan,

“Kami merencanakan untuk berkunjung ke sana bersama tim supervisior lainnya,” ungkapnya.

Salah satu mahasiswa yang sedang melaksanakan KKN, Arman Jaya berharap kepada Pihak Universitas agar diadakan penandatanganan MoU sebagai mitra dalam pengembangan Desa Manyampa, baik SDM dan SDA.

Inisiatif tersebut pun direspon baik oleh Nur Khaerat. Pihaknya mengungkapkan bahwa ia akan menindaklanjuti hal tersebut. Demikian pula Tasman sebagai bagian dari Anindhaloka siap menjadi mitra. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *