Makan Kelapa Parut Memicu Munculnya Cacing Kremi, Benarkah?

waktu baca 3 menit

BukaBaca.ID – Infeksi cacing kremi, atau akrab disapa kremian oleh masyarakat Indonesia, adalah kondisi di mana ada cacing kecil di anus.Cacing-cacing ini berwarna putih dan ukurannya kecil, mirip parutan kelapa.

Hal itulah yang kemudian melatarbelakangi orang dan berpikir bahwa kremian disebabkan oleh makan parutan kelapa.Menurut dr. Devia Irine Putri, mitos ini tidak benar.

“Jelas ini adalah mitos. Sejak zaman saya kecil juga sudah muncul mitos ini,” begitu ungkap dr. Devia Irine saat dihubungi seperti dikutip bukabaca.id di KlikDoktercom, Selasa (8/10/2024).

Berbanding terbalik dengan mitosnya, sebuah penemuan menyatakan kalau kelapa, terutama minyaknya, justru bisa mengatasi infeksi cacing kremi.

Melansir dari Healthline, buah kelapa dikatakan mengandung sifat antibakteri dan antivirus yang dapat membantu mengatasi infeksi cacing kremi.

Cara penggunaannya juga terbilang mudah. Anda dianjurkan mengonsumsi satu sendok teh minyak kelapa murni setiap pagi atau mengosokkan sedikit minyak kelapa ke bagian yang sakit (terdapat cacing) Kendati demikian, dr. Devia punya pendapat lain.

Menurutnya, cacing kremi adalah parasit yang tidak bisa diobati dengan antivirus atau antibakteri. “Sebenarnya cacing kremi itu termasuk parasit, bukan bakteri atau virus.

Meski minyak kelapa ada kandungan antibakterinya atau antivirusnya, itu tidak akan efektif menghilangkan infeksi cacing kremi,” jelas dr. Devia.Infeksi cacing kremi tetap harus diobati dengan obat cacing. Kalau tidak, infeksinya tidak akan hilang dan justru bisa menginfeksi ke orang lain,” tegas dr. Devia.

Lalu, Apa Penyebab Infeksi Cacing Kremi Muncul?

Dokter Devia Irine Putri menjelaskan, infeksi cacing kremi disebabkan karena ada kontak langsung seperti menghirup atau menelan telur cacing.Telur juga bisa hidup di permukaan seperti pakaian, tempat tidur, atau benda lainnya.

Jika Anda menyentuh salah satu dari barang-barang ini dan kemudian meletakkan jari-jari Anda ke mulut, telur cacing bisa tertelan.

“Misalnya pegang benda yang sudah terkontaminasi dengan telur cacing, kemudian memasukkan jari ke mulut, mengibaskan handuk atau sprei yang sudah terkontaminasi, garuk-garuk anus kemudian menyentuh makanan tanpa cuci tangan, jadinya makanan itu terkontaminasi lalu bisa terinfeksi,” ujar dr. Devia Irine.

Kalau sampai terkena, kira-kira sebulan kemudian, telur-telur itu akan menetas di usus dan matang menjadi cacing dewasa. Cacing kremi betina akan bergerak ke daerah anus manusia untuk bertelur. Alhasil, kremian akan menyebabkan anus terasa gatal. Jika menggaruknya, telur dapat menempel di jari dan berdiam di bawah kuku Anda.

Setelah itu, bila Anda menyentuh permukaan atau benda lain, Anda bisa menyebarkan telur cacing ke orang lain. Perlu diketahui juga bahwa cacing kremi sifatnya menular. Infeksi cacing kremi paling sering terjadi pada anak usia sekolah.

Tak dimungkiri, cacing kremi juga mudah menyebar ke anggota keluarga lainnya, termasuk orang dewasa.

Ada beberapa gejala yang terjadi kalau sampai terkena cacing kremi alias kremian, yakni:

  • Anus gatal, terutama di malam hariTidur gelisah
  • Gatal pada area vagina (cacing dewasa bisa pindah ke vagina)
  • Mudah marah
  • Nyeri perut yang suka kambuh. Untuk mengatasi infeksi cacing kremi, sebaiknya periksa ke dokter, terlebih jika Anda punya gejala gatal parah di bagian anus. Ini harus segera diobati supaya tidak berkelanjutan.

Apabila di keluarga Anda ada yang memiliki gejala tersebut segera konsultasi ke dokter atau ke tempat pelayanan kesehatan terdekat. (OVI/AYU)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *