Masa Lalu, Tantangan, dan Masa Depan Pariwisata Kepulauan Selayar

waktu baca 4 menit
Dr. Farid Said CHE, CTE, Dosen Politeknik Pariwisata Makassar dan Sekertaris Badan Promosi Pariwisata Sulbar.

BukaBaca.ID, Kepulauan Selayar – Dua dekade lalu, Kabupaten Kepulauan Selayar sempat menjadi primadona pariwisata bahari Indonesia. Dengan keindahan bawah lautnya yang menakjubkan, Selayar menarik perhatian wisatawan mancanegara. Permata Bahari yang Pernah Bersinar TerangBerbagai upaya strategis dilakukan untuk memperkenalkan Selayar ke dunia, mulai dari penyusunan Rencana Induk Pariwisata, perpanjangan landasan Bandara Arupala, hingga promosi internasional di ITB Berlin—pameran pariwisata terbesar di dunia.

Dukungan infrastruktur dan investasi pun mengalir. Pengelola wisata dari Jerman dan Jepang mulai beroperasi, jurusan pariwisata di SMK dibuka untuk mencetak tenaga profesional, serta akses penerbangan ke Bali dan Makassar diperkuat. Bahkan, penyelam dari lima negara pernah melakukan survei bawah laut di Bonetappalang, mengukuhkan Selayar sebagai surga diving yang tak kalah dari Raja Ampat, Bunaken dan Gili Trawangan Lombok.

Stagnasi Pariwisata dan Tantangan yang Menghantui

Sayangnya, dalam 15 tahun terakhir, geliat pariwisata Selayar mengalami stagnasi. Meski pemerintah daerah terus mengalokasikan anggaran dan berupaya menggerakkan sektor ini, hasilnya belum optimal. Seiring dengan perlambatan pola pikir dan sinergi antara pemerintah, swasta, dan masyarakat, pariwisata Selayar berjalan melambat.

Padahal, Selayar memiliki potensi besar di sektor lain seperti perikanan, perkebunan, dan perdagangan. Namun, ketiga sektor ini belum mampu mendongkrak perekonomian daerah secara signifikan. Ketergantungan terhadap pariwisata yang belum berkembang optimal semakin memperumit kondisi ekonomi di Selayar.

Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:

  • Kurangnya Komitmen dan SinergiPariwisata yang maju membutuhkan komitmen kuat dari eksekutif, legislatif, industri pariwisata, serta masyarakat. Tanpa kerja sama yang solid, sulit bagi Selayar untuk bersaing dengan destinasi bahari lain di Indonesia.
  • Aksesibilitas dan InfrastrukturMeskipun Bandara Arupala telah diperpanjang, konektivitas udara ke Selayar masih terbatas. Transportasi laut pun masih perlu perbaikan agar lebih nyaman dan efisien bagi wisatawan.
  • Pemasaran yang Belum MaksimalDulu, Selayar gencar dipromosikan di tingkat internasional. Kini, upaya promosi masih kurang agresif dibandingkan destinasi lain seperti Labuan Bajo atau Wakatobi.
  • Kurangnya Diversifikasi produk Pariwisata BahariIndonesia memiliki banyak destinasi bahari kelas dunia. Jika Selayar tidak berbenah, wisatawan akan lebih memilih destinasi yang lebih terkenal dan memiliki fasilitas lebih baik.
  • Daya siang kompetensi Sumber daya manusia Industri pariwisata belum sepenuhnya mampu memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik dari segi pengetahuan, skill dan Sikap.

Masa Depan Pariwisata Selayar: Mampukah Bangkit Kembali?

Kalau mau hasil yang luar biasa, jangan lakukan yg biasa biasa (Arif Yahya 2018)Selayar harus menatap masa depan dengan optimisme dan strategi yang tepat. Dalam pertemuan informal antara tokoh pariwisata lokal dan regional, dibahas tantangan serta peluang pengembangan pariwisata bahari Selayar dalam 15 tahun ke depan.

Untuk menjadikan Selayar sebagai destinasi wisata bahari unggulan, diperlukan beberapa langkah konkret:

  • Komitmen Bersama untuk KemajuanEksekutif, legislatif, swasta, dan masyarakat harus bersinergi dalam merancang dan menjalankan kebijakan pariwisata yang berkelanjutan. Dukungan regulasi, anggaran, dan peran aktif masyarakat sangat krusial.
  • Penguatan Akses dan InfrastrukturKonektivitas udara dan laut harus lebih baik. Peningkatan jumlah penerbangan, modernisasi pelabuhan, serta pembangunan fasilitas wisata yang mendukung harus menjadi prioritas.
  • Branding dan Promosi InternasionalSelayar harus kembali aktif dalam promosi global. Mengikuti event pariwisata dunia, menggandeng influencer dan media internasional, serta memanfaatkan digital marketing dapat meningkatkan daya tarik Selayar di mata dunia.
  • Ekowisata dan KeberlanjutanSelayar harus menawarkan pengalaman wisata yang unik dan berkelanjutan. Konservasi lingkungan, pengelolaan sampah, serta keterlibatan masyarakat dalam ekowisata harus menjadi fokus utama.
  • Diversifikasi EkonomiSelain pariwisata, sektor perikanan, perkebunan, dan perdagangan harus diperkuat agar menjadi penopang ekonomi yang seimbang dan saling mendukung.
  • Peningkatan daya saing SDM industri pariwisata tidak terbatas pada pelatihan semata, tapi sudah harus melalui pelatihan berbasis kompetensi dan dilanjutkan dengan proses Sertifikasi Kompetensi.

Dengan komitmen dan kerja keras, Selayar bukan hanya bisa kembali bersaing, tetapi juga menjadi ikon wisata bahari Indonesia yang mendunia. Kini, saatnya semua pihak bersatu untuk menghidupkan kembali kejayaan pariwisata Selayar.

Selayar bukan hanya tentang masa lalu yang gemilang, tetapi juga tentang masa depan yang penuh harapan!

Penulis : Dr. Farid Said CHE, CTE. (Dosen Politeknik Pariwisata Makassar dan Penentu Kebijakan Badan Promosi Pariwisata Lombok 2018-2022)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *