Melalui Situs Web Resminya, Kedai Kopi Litera di Bulukumba Melakukan Ekspansi Digital

waktu baca 5 menit
(Kedai Kopi Litera)


Bukabaca.id, Bulukumba – Di balik setiap cangkir kopi dan lembaran buku di Kedai Kopi Litera, terdapat banyak komunitas maupun individu yang beragam dan dinamis. Mengusung konsep literasi sejak didirikan pada 23 Februari 2020.

Kedai Kopi Litera yang terletak d pinggir Jalan Poros Bulukumba-Sinjai, Kelurahan Palampang, Kecamatan Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan ini bukan hanya menjadi tempat menikmati kopi atau membaca buku, tetapi juga tentang membangun jaringan sosial yang kuat dan mendukung pertukaran ide serta inspirasi.

Di tengah kegemaran kopi yang terus berkembang, Kedai Kopi Litera tidak hanya menawarkan rasa kopi yang lezat, tetapi juga pengalaman literasi digital yang kaya.

Kami berkesempatan berbicara dengan Alfian Nawawi, pemilik visioner di balik Kedai Kopi Litera, untuk memahami lebih dalam tentang inovasi dan strategi digitalnya, Rabu 6 Maret 2024

Baru-baru ini, Kedai Kopi Litera meresmikan peluncuran situs web sendiri ke jagat digital.
Situs web Kedai Kopi Litera yang beralamat di kedaikopilitera.com, berperan penting dalam menghubungkan dan memperluas komunitasnya. Bukan hanya sebagai wadah informasi, tetapi situs web ini menjadi platform interaktif yang memperkaya interaksi.

Situs web ini menyediakan berbagai informasi terkait kegiatan, event, dan program Kedai Kopi Litera. Ini memudahkan pengunjung untuk terlibat secara aktif dalam berbagai inisiatif yang diadakan oleh kedai.

Dengan rubrik seperti Litera Ngopini, situs web mengajak komunitas untuk berkontribusi dengan tulisan dan pemikiran mereka. Hal ini menciptakan rasa kepemilikan dan keterlibatan yang lebih dalam di antara para pengunjungnya.

Melalui situs web, Kedai Kopi Litera dapat menjangkau audiens yang lebih luas, tidak terbatas pada lokasi fisik kedainya. Ini membantu dalam memperkenalkan konsep dan nilai yang diusung oleh Kedai Kopi Litera kepada publik yang lebih besar.

Situs web juga terintegrasi dengan kehadiran mereka di media sosial, memungkinkan distribusi konten yang sinergis dan menjangkau audiens di berbagai platform.

Fasilitator Literasi dan Diskusi
Sebagai bagian dari situs web, ada link menuju Perpustakaan Digital Kedai Kopi Litera yang memungkinkan pengunjung untuk mengakses berbagai sumber bacaan, memperkaya wawasan dan pengetahuan mereka secara online. Jadi bukan hanya perpustakaan konvensional yang berada di Kedai Kopi Litera secara fisik.

Situs web juga dapat menjadi tempat untuk dialektika online, memungkinkan pertukaran ide dan pendapat antara anggota komunitas dari berbagai lokasi.

Situs web Kedai Kopi Litera tidak hanya memperkuat komunitas yang ada tetapi juga membuka pintu bagi anggota baru untuk bergabung dalam dialog dan kegiatan yang berlangsung. Ini menjadikan Kedai Kopi Litera lebih dari sekedar tempat minum kopi, tetapi sebagai pusat literasi yang dinamis dan inklusif.

Owner Kedai KopiLitera, Alfian Nawawi, saat diwawancarai, mengisahkan awal mula Kedai Kopi Litera.
“Awalnya, kami hanya ingin menyediakan ruang nyaman untuk menikmati kopi dan membaca buku. Namun, saya menyadari bahwa untuk benar-benar terhubung dengan pelanggan di zaman sekarang, kita harus memperluas kehadiran digital kita,” terangnya.

Alfian menekankan pentingnya website dan media sosial dalam pertumbuhan bisnis apa pun.
“Kami memulai dengan membuat channel YouTube kemudian merambah ke Instagram, Facebook, dan TikTok. Setiap platform memungkinkan kami untuk berinteraksi dengan audiens kami maupun siapa saja secara unik dan kreatif,” tuturnya.


“Kami fokus pada pembuatan konten yang autentik dan beresonansi dengan audiens kami. Baik itu cuplikan kegiatan sehari-hari di kedai, ulasan buku, atau tutorial pembuatan kopi, kami ingin konten kami memberikan nilai tambah,” jelasnya.

Lebih jauh, Dirinya menerangkan bahwa situs website dan media sosial bukan hanya tentang memposting konten, tetapi juga tentang membangun komunitas. Kami secara aktif berinteraksi dengan menjawab pertanyaan, dan mengundang mereka untuk berbagi pengalaman mereka.

Alfian berbagi visinya tentang integrasi lebih lanjut antara kehadiran digital dan fisik Kedai Kopi Litera.
“Kami ingin menciptakan pengalaman yang seamless bagi pelanggan, di mana interaksi digital mereka dengan kami melengkapi pengalaman yang mereka dapatkan saat berkunjung langsung ke kedai,” pungkasnya.

Kami juga, lanjut Alfian, berencana untuk memperluas upaya literasi digital kami. Ini termasuk menyediakan lebih banyak sumber daya dalam perpustakaan digital kami dan mengadakan lebih banyak event literasi online.

Dengan kombinasi strategi digital yang kuat dan visi yang berfokus pada komunitas dan literasi, Kedai Kopi Litera di bawah kepemimpinan Alfian Nawawi menunjukkan potensi yang luar biasa sebagai tempat berkumpul bagi pecinta kopi dan buku di era digital.


Membangun Komunitas Melalui Kopi dan Buku
Kedai Kopi Litera telah menjadi tempat pertemuan bagi para penulis, pembaca, seniman, dan tentu saja, penikmat kopi. Setiap pengunjung membawa cerita dan perspektifnya sendiri, menciptakan sebuah ekosistem yang kaya akan dialog dan kreativitas.

Melalui berbagai acara seperti diskusi buku dan peluncuran buku, Kedai Kopi Litera tidak hanya memperkaya pengalamannya, tetapi juga memperkuat ikatan di antara anggota komunitasnya.
Dengan adanya perpustakaan digital, Kedai Kopi Litera menyediakan akses kepada berbagai sumber pengetahuan. Ini membantu dalam meningkatkan kesadaran literasi di kalangan masyarakat setempat.

Kedai Kopi Litera terbuka bagi semua lapisan masyarakat, menciptakan ruang yang inklusif di mana setiap suara bisa didengar dan setiap cerita bisa dibagi. Melalui interaksi dan kolaborasi di Kedai Kopi Litera, banyak ide dan proyek baru yang lahir, mendorong inovasi lokal dan memperkaya budaya setempat.
Kehadiran Kedai Kopi Litera dan komunitasnya memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal. Mereka tidak hanya sebagai pelanggan, tetapi juga sebagai mitra dalam pertumbuhan dan pembangunan bersama.

“Dengan ini, Kedai Kopi Litera tidak hanya sebagai bisnis, tetapi juga sebagai episentrum kecil kebudayaan dan edukasi, yang membawa dampak signifikan bagi masyarakat sekitarnya,” harap Alfian.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *