Buka Baca ID

Buka dan Baca Berita Harian Online Indonesia

Opini

Membangun Pariwisata Sulbar dengan Ekonomi Biru

waktu baca 3 menit
Dr. Farid Said M.Pd CHE CTE.

BukaBaca.ID, Makassar – Konferensi PBB di Rio de Janeiro tahun 2012 telah menegaskan pentingnya pembangunan berkelanjutan berbasis laut, yang dikenal dengan konsep Ekonomi Biru (Blue Economy).

Konsep ini menekankan pemanfaatan sumber daya laut secara bijaksana, tidak hanya untuk pertumbuhan ekonomi tetapi juga untuk keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat. Bagi Sulawesi Barat (Sulbar), yang memiliki garis pantai panjang dan potensi bahari yang besar, penerapan konsep ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan sektor pariwisata sekaligus menjaga keseimbangan ekologis.

Potensi Besar Pariwisata Bahari Sulawesi Barat

Sulbar memiliki keunikan geografis dengan posisinya yang dekat dengan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur. Sejak dahulu, wilayah ini telah menjadi jalur perdagangan penting melalui Selat Makassar. Kini, dengan meningkatnya konektivitas akibat pembangunan IKN, arus transportasi dan pariwisata di Sulbar berpotensi tumbuh pesat.

Dari segi destinasi, Sulbar memiliki daya tarik wisata yang beragam, mulai dari pulau-pulau eksotis seperti Pulau Karampuang, wisata budaya dan religi Imam Lapeo, hingga keindahan alam pegunungan di Mamasa.

Selain itu, terdapat 69 pulau kecil yang masih belum dikelola secara optimal. Jika dikembangkan dengan pendekatan yang tepat, pariwisata bahari di Sulbar bisa menjadi salah satu sektor unggulan yang mendukung pertumbuhan ekonomi daerah.

Tantangan dalam Pengelolaan Pariwisata Bahari

Meskipun memiliki potensi besar, pengembangan pariwisata bahari di Sulbar masih menghadapi berbagai tantangan, di antaranya:

  • Infrastruktur yang belum memadai: Aksesibilitas menuju destinasi wisata, baik melalui jalur darat maupun laut, masih terbatas.
  • Tata kelola yang belum terencana dengan baik: Pengelolaan destinasi wisata sering kali dilakukan secara sporadis dan belum menerapkan standar yang berkelanjutan.
  • Kurangnya SDM profesional di bidang pariwisata: Keahlian dalam mengelola pariwisata bahari, baik dari sisi pelayanan, konservasi, maupun pemasaran, masih perlu ditingkatkan.
  • Potensi dampak negatif terhadap lingkungan dan budaya lokal: Jika pengembangan pariwisata tidak dilakukan secara terukur, risiko degradasi lingkungan dan budaya akan semakin besar.

Banyak contoh di Indonesia dan dunia yang menunjukkan dampak buruk dari pariwisata yang tidak terkendali, seperti pencemaran laut, kerusakan terumbu karang, hingga hilangnya identitas budaya lokal akibat globalisasi pariwisata.

Solusi: Penerapan Ekonomi Biru dalam Pengelolaan Pariwisata Bahari

Agar pariwisata bahari di Sulbar berkembang secara optimal dan berkelanjutan, maka konsep Ekonomi Biru harus menjadi landasan utama dalam pengelolaannya. Beberapa langkah strategis yang dapat dilakukan antara lain:

Penguatan Tata Kelola Pariwisata Berbasis Keberlanjutan

  • Menyusun regulasi yang jelas terkait pengelolaan kawasan wisata bahari sesuai dengan standar keberlanjutan.
  • Menerapkan tiga zona pemanfaatan wisata bahari: zona pesisir, permukaan laut, dan kedalaman laut, sehingga ekosistem tetap terjaga.
  • Melibatkan masyarakat lokal dalam perencanaan dan pengelolaan destinasi wisata agar mereka mendapatkan manfaat ekonomi langsung.

Peningkatan Infrastruktur dan Aksesibilitas

  • Memperbaiki jalur transportasi menuju destinasi wisata, baik melalui peningkatan jaringan jalan, pelabuhan, maupun layanan transportasi laut.
  • Membangun fasilitas wisata yang ramah lingkungan, seperti penginapan berbasis ekowisata, dermaga ramah lingkungan, dan pusat informasi wisata yang edukatif.

Peningkatan Kompetensi Sumber Daya Manusia

  • Melatih masyarakat dan pelaku usaha lokal dalam pengelolaan wisata berbasis keberlanjutan.
  • Mendorong kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri pariwisata untuk meningkatkan kapasitas SDM di sektor ini.

Promosi dan Penguatan Industri Pariwisata

  • Mengembangkan branding pariwisata Sulbar yang berfokus pada wisata bahari berbasis konservasi dan budaya.
  • Mengoptimalkan pemasaran digital untuk menjangkau wisatawan domestik dan mancanegara.
  • Mendorong investasi di sektor pariwisata dengan tetap memperhatikan prinsip pembangunan berkelanjutan.

Konsep Ekonomi Biru menawarkan solusi yang tepat untuk memastikan bahwa pemanfaatan sumber daya laut dan pesisir dilakukan secara bijaksana, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi sekaligus menjaga kelestarian ekosistem.

Oleh karena itu, sinergi antara pemerintah, industri pariwisata, dan masyarakat sangat diperlukan untuk mewujudkan Sulbar sebagai destinasi wisata bahari yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi di tingkat nasional maupun internasional.

Penulis : Dr. Farid Said CHE, CTE
(Dosen Politeknik Pariwisata Makassar dan Sekertaris Badan Promosi Pariwisata Sulbar)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *