Menentukan Medan Pertempuran
BukaBaca.id – Pemilu tahap pertama akan di gelar 14 Februari 2024 sesuai aturan PKPU No.3 Tahun 2022. Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) akan menjadi tahapan pertama dalam perhelatan akbar 2024 ini. Semoga Pilpres tidak menimbulkan perpecahan bangsa seperti di tahun 2019. Pileg juga tidak kalah menarik karena ada 4 lapisan yang bertarung di seluruh penjuru Indonesia.
Pileg selalu menjadi cerita yang tidak ada habisnya untuk di bahas. Karena pertarungannya multi dimensi dan multi kandidat. Ada Calon Legislatif (Caleg) pemula yang masih suci melihat politik praktis, ada juga caleg yang belum pernah menang tapi terus bertarung atas instruksi partai, tapi yang paling percaya diri adalah mereka yang incumbent atau sudah menjabat.
Para Incumbent sering meningkatkan agenda politik dengan naik level seperti yang dulunya hanya Anggota DPR Kabupaten ingin maju ke Provinsi, DPR RI, hingga DPD sesuai perhitungan strategi pemenangan dan ongkos masing-masing.
Strategi pemenangan Winning Formula 1.0 memiliki format tersendiri untuk memenangkan Caleg. Formula ini memiliki 5 Tahapan Mayor dan 17 Tahapan Minor. Formulasi dari kompilasi pemenangan terdahulu serta sudah di validasi oleh sejumlah konsultan politik serta aktor politik agar strategi kami semakin solid untuk memenangkan seorang Caleg di 2024.
Mari kita bahas Tahapan Mayor 1 yaitu mengenai Komitmen caleg untuk bertarung dengan tahapan minor 1 yaitu Menentukan Medan Pertempuran.
Dalam kolom menentukan medan pertempuran ada empat elemen penting untuk menentukan langkah awal agar bisa memenangkan pertarungan berdarah di Pileg 2024.
Elemen pertama ialah memahami komitmen caleg dalam pertarungan 2024. Kalau anda Caleg anda boleh bertanya pada diri Anda, jika anda Tim Sukses silahkan bertanya pada Caleg Anda.
Mohon jangan gegabah untuk mendukung jika elemen ini belum anda pahami dengan detail. Setidaknya ada 4 motivasi caleg yang maju.
Motivasi pertama karena punya cita-cita mulia ingin merubah wajah politik atau membawa maslahat masyarakat, tapi sayang cita-cita ini sebatas narasi karena umumnya tidak punya modal yang mumpuni.
Motivasi kedua maju hanya memenuhi administrasi ketersediaan caleg partai, biasanya untuk memenuhi kuota perempuan.
Motivasi ketiga karena utusan pejabat atau Incumbent, sifatnya untuk menambah suara biasanya di bekali modal atau proyek tertentu sebagai ongkos pemenangan.
Motivasi keempat ia siap maju dengan apapun resiko serta punya ongkos untuk menang. Motivasi keempatlah yang paling memungkinkan untuk menang.
Elemen kedua, yaitu ongkos pemenangan dalam hal ini meliputi Biaya Alat peraga kampanye (Spanduk, baliho, kalender dst), operasional tim, penyelenggaraan event, bantuan sosial untuk memeriahkan kampanye dan masih banyak lagi.
Kami telah menghimpun data ongkos pemenangan dari para pemenang Pileg 2019 yang paling efisien, untuk DPRD Kabupaten berkisar 200 juta-1 Milliar, DPRD Provinsi berkisar 1-5 Milliar, DPR RI dan DPD RI berkisar 2-20 Milliar. Tentu ada yang komplain menyampaikan bahwa ada caleg tanpa biaya besar menang di 2019, saya setuju tapi dibandingkan 1 parlemen berapa jumlah orang seperti mereka, kajian kami hanya 1-2 orang dari sekitar 30-40 Anggota legislatif rasionya sekitar 2-5 % saja dari mayoritas. Dalam penentuan pemenangan kita tidak akan berjudi dengan angka 2-5 % kemenangan saja. Pada umumnya Caleg memenangkan pertarungan dengan modal kisaran di atas.
Elemen ketiga adalah pemilihan partai. Partai dengan mobilitas tinggi, calegnya lebih berpotensi menang kata Dr. Ilham Arief Sirajudin Walikota Makassar Periode 2004-2014. Pilih salah satu dari 3 partai pemenang di wilayah setempat. Karena mereka sudah menang dan punya agenda untuk menang telak. Persiapan seperti ongkos, jaringan, sistem pemenangan dan massa sudah dipersiapkan jauh hari.
Penulis: Seftian Chow