Mengharukan, Kakek Makking Bertahan di Gubuk Reyot dalam Keadaan Sakit
bukabaca.id, Makassar – Jumakking (Daeng Makking) warga Kelurahan Balla Parang, Kecamatan Rappocini asal Jeneponto terbaring sakit di gubuk reyotnya. Ia tak sendiri, 7 orang anggota keluarganya bertahan penuh kekuatan kala hujan datang bertamu karena beberapa bagian atap rumahnya bocor.
Pasca video yang beredar di sosial media secara berantai membuat hati masyarakat dari berbagai kalangan berlomba mengunjungi rumah yang berada di BTN Timurama Blok A13 jalan Pelita Raya, Kota Makassar Sulawesi Selatan.
Indah, anak Daeng Makking, mengaku orang tuanya telah tinggal di rumah tersebut sejak 1982.
“Di sini saya tinggal bersama 7 orang, yang tiganya itu masih sekolah di SD Inpres Kelapa Tiga. Dua orang sudah kelas 5 yang satunya masih kelas 1,” kata Indah kepada bukabaca.id, Selasa, (10/03/2020).
Dewi yang anak Daeng Makking juga tinggal bersama ayahnya menuturkan bahwa penyakit yang diderita telah kurang lebih 6 bulan.
“Dia tidak mau ke rumah sakit, alasannya selalu bilang ini penyakit tua (penyakit karena usia). Itupun kalau mau pergi kerja selalu saya larang karena khawatirka,” ujarnya
Tanah tempat berdirinya gubuk reyok Daeng Makking diketahui bukan miliknya. Dari keterangan warga yang enggan disebutkan namanya menjelaskan dulu daerah tersebut adalah rawa-rawa yang belum ramai di padati rumah penduduk lainnya.
Sosok Daeng Makking dikenal ramah masyarakat setempat bahkan kerap kali membantu sesama. Tak hanya itu, ia juga aktif menjaga keamanan kompleks sehingga disenangi warga sekitar.
“Rumah tinggal Daeng Makking itu dulunya Pos Ronda,” ujar Pria berbadan tinggi yang tak ingin disebutkan identitasnya itu.
Lebih lanjut ia mengatakan persoalan ini adalah soal kemanusiaan, ia berharap kepada yang menaruh perhatian untuk mengawal baik-baik penanganan Daeng Makking.
“Kami yang merasa sudah dekat dengannya menganggap Keluarga, tidak bisa berbuat banyak. Semoga segera mendapatkan pelayanan yang baik,” tuturnya.
Hujan lebat bercambur angin yang kerap mengguyur kediaman Daeng Makking tak menggoyahkan pendiriannya untuk tetap berada dirumah bersama keluarga.
“Kadang kalau hujan itu na panggilka tetangga di belakang rumah untuk nginap di rumahnya, tapi rata-rata saya tidur di siniji),” tutur Indah sambil menunjuk ke arah gubuk reyot tempat berbagi suka duka bersama keluarganya itu.
Munculnya suasana keluarga tersebut, warga sekitar berharap tidak ada yang menjadikannya ajang mencuatkan citra, jika ingin menolong murni karena kemanusiaan. (Arman Jaya)