Nasib Pengusaha Bus Saat Corona: 1.4 Juta Pekerja Terancam PHK

waktu baca 2 menit
Bus, (Foto: CNBC Indonesia)

bukabaca.id, Jakarta – Dampak wabah Virus Corona membuat sebagian pengusaha diberbagai sektor di Indonesia terancam. Baik karyawan atau pekerja bahkan si pemilik usaha sendiri harus memikul beratnya beban dari dampak Covid-19 yang tak berkesudahan.

Pengusaha bus misalnya. Satu dari deretan pengusaha diberbagai sektor di Bumi Pertiwi, Indonesia kini dihadapkan pada permasalahan yang cukup serius saat Corona datang bertamu. Mereka disamping memikirkan nasib karyawan juga memastikan usahanya tetap ada ditengah wabah Covid-19.

Ketua DPP Organisasi Angkutan Darat (Organda), Adrianto mengatakan kendaraan yang menjadi ikon terpenting bagi pengusaha bus kini tidak bisa beroperasi. Pengakuan tersebut muncul pasca diberlakukannya larangan mudik oleh Presiden Joko Widodo beberapa hari terakhir.

Selain itu, Adrianto memprediksi kendaraan berada diambang batas atau mereka bisa bertahan hingga dua bulan kedepan saja.

“Perusahaan ini terus terang saja kita hanya satu dua bulan lagi bisa mempertahankan kendaraan. Sebagai perusahaan transportasi aset kami sebagian besar kendaraan, ini yang sulit karena kan kami nggak pakai kendaraan untuk pribadi, dan ini nggak bisa dioperasikan,” kata Adrianto seperti dikutip dari detik.com, Rabu (22/4/2020).

Dikatakan Adrianto, kendaraan tersebut tidak bisa menghasilkan keuntungan. Sementara banyak perusahaan yang memiliki aset diatas 10 miliar dan mereka harus menyetor kredit kendaraan ke kriditur. Sementara untuk relaksasi dan restrukturisasi kredit dari OJK hanya berlaku untuk pengusaha yang asetnya di bawah Rp 10 miliar.

Adrianto berharap insentif dan stimulus keringanan perpanjangan pajak STNK. “Kami juga butuh insentif dan stimulus seperti keringanan pembayaran perpanjangan STNK. Kami minta biaya retribusi pusat dan daerah bisa diringankan,” tambah Adrianto.

“Bantuan lanjutan pemerintah memang dibutuhkan, jajaran pekerja harian kami sangat besar 1,4 juta. Ini banyak yang kehilangan pekerjaan, tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *