Pasca Kebakaran Mal Panakukkang, Direktur RALS: Kerugian Ditutupi Perusahaan Asuransi
bukabaca.id, Makassar – Baru-baru ini salah satu mal yang ada di Makassar yakni Mal Panakukkang mengalami musibah kebakaran yang cukup besar.
Hal tersebut diumumkan langsung oleh Emiten ritel, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS), pada Sabtu (6/2/2021) lalu. Kebakaran membuat semua barang hangus tak tersisa.
Terkait hal itu, Direktur Ramayana Lestari, Suryanto menegaskan bahwa kerugian yang dialami perseroan dapat ditutupi oleh perusahaan asuransi, sehingga tidak memiliki dampak material secara keseluruhan.
“Kegiatan operasional tersebut untuk sementara ditutup dan diharapkan dapat beroperasi kembali setelah ada kesepakatan pembicaraan antara pemilik gedung dan perseroan dalam hal renovasi tempat bekas dampak kebakaran tersebut,” urai Suryanto, melalui penjelasan di laman keterbukaan informasi BEI, dikutip pada Rabu, (10/2/2021).
Sekadar untuk diketahui bahwa hingga periode kuartal ketiga tahun 2020 lalu, kinerja emiten ritel dengan kode saham RALS ini masih cukup tertekan akibat pandemi Covid-19.
Perseroan membukukan kerugian sebesar Rp 95,21 miliar dari perolehan laba di periode yang sama tahun sebelumnya Rp 612,42 miliar.
Adapun yang menjadi penyebab utama atas kerugian ini adalah turunnya pendapatan yang signifikan menjadi senilai Rp 1,90 triliun di akhir kuartal III-2020, dibanding dengan pendapatan perusahaan pada akhir kuartal ketiga tahun lalu yang sebesar Rp 4,42 triliun. Penurunan terjadi pada kedua sumber pendapatan perusahaan.
Penjualan barang beli putus menjadi sebesar Rp 1,56 triliun dari sebelumnya Rp 3,61 triliun. Komisi penjualan konsinyasi juga ikut turun menjadi Rp 334,90 miliar dari sebelumnya Rp 808,22 miliar.
Beban pokok penjualan hingga beban penjualan mengalami penurunan karena turunnya penjualan perusahaan. Beban penjualan turun menjadi Rp 1,09 triliun dari sebelumnya Rp 2,42 triliun, beban penjualan turun menjadi Rp 188,35 miliar dari sebelumnya Rp 290,25 miliar.
Namun sayangnya, perusahaan mencatatkan beban keuangan yang tinggi sebesar Rp 2,48 miliar dari sebelumnya nilai ini tak ada di periode sebelumnya.(*)