Patut di Contoh, Guru Ini Rela ke Rumah Siswanya untuk Mengajar Saat Pandemi
bukabaca.id, Sarawak Utara – Masa pandemi Covid-19 menjadi cerita inspiratif bagi Muhammad Nazmi Rosli. Tenaga pendidik di Sarawak Utara Negeri Jiran, Malaysia ini patut diapresiasi. Sejak muridnya diliburkan karena pembatasan sosial di Malaysia, Muhammad Nazmi Rosli kerap mengajar di rumah siswanya.
Para siswa di negara penghasil minyak sawit tersebut kesulitan mengakses internet sebagai wadah belajar.
Keinginan Lazmi begitu mulia. ia menyambangi siswanya untuk memberikan materi pelajaran dan memastikan mereka tidak ketinggalan dalam pekerjaan sekolah.
Diketahui, Lazmi mengajar Bahasa Inggris dan Seni di SK Long Sukang yang terletak di sebuah desa sekitar tiga jam dari Jalan Kayu, Kota Lawas, Sarawak utara.
Selain jarak yang ditempuh terbilang jauh, Lazmi harus melewati jalan yang berliku dan mengerikan. Namun hal itu tidak menghentikan langkahnya untuk mengajar.
“Saya satu-satunya guru yang tinggal di Lawas. Guru-guru lain telah kembali ke Semenanjung, Sabah atau desa asal mereka,” ungkap Lazmi seperti dikutip dari thestar.com, Ahad (26/4/2020).
Diketahui rekan sesama guru Lazmi tidak dapat melakukan kelas online dan mereka menitipkannya ke Lazmi.
Sebanyak 111 orang siswa yang berasal dari Long Sukang dan desa-desa sekitarnya tidak memiliki akses internet dan jangkauan ponsel.
Untuk mengirimkan materi, Lazmi menghubungi seorang penduduk desa yang datang ke Lawas seminggu sekali untuk membawa persediaan makanan ke desa-desa.
“Dinas pendidikan kabupaten membantu saya mendapatkan izin untuk mengunjungi desa-desa. Satu atau dua guru tinggal di desa dan membantu saya mendistribusikan materi,” tambah Lazmi.
Dikatakan Lazmi, dirinya diawasi secara ketat oleh perwakilan klinik kesehatan. Bahkan anak-anak perlu mencuci tangan sebelum dan sesudah menerima materi.
“Kami tidak mengumpulkan mereka di satu tempat untuk mendistribusikan materi tetapi pergi dari rumah ke rumah. Kami juga berusaha meminimalkan jumlah orang yang terlibat,” katanya.
Lazmi berhasil mendistribusikan materi ke semua siswa SK Long Sukang di 13 desa dalam tiga perjalanan sejauh 1 April lalu.
Sementara itu, strategi yang dilakukan Lazmi dalam memberikan materi yaitu setiap minggu. Ia memberi mereka dua mata pelajaran. Satu minggu adalah Bahasa Inggris dan Matematika dan minggu berikutnya adalah Bahasa Malaysia dan Sains.
Bagi guru 27 tahun ini merasa tidak kesulitan demi siswanya agar mereka tidak ketinggalan materi pelajaran.
“Kami ingin mereka dapat bersaing seperti rekan-rekan urban mereka, yang memiliki begitu banyak platform untuk melakukan kelas online, ujarnya.
“Di sini, di daerah pedesaan, kami tidak memiliki banyak pilihan, jadi kami melakukan apa yang kami bisa,” lanjutnya.
Mereka (siswa) kata Lazmi senang pergi ke sekolah karena ditawarkan banyak kegiatan.
“Saya memberi siswa saya proyek untuk diselesaikan dan saya baru saja menerima pesan bahwa salah satu dari mereka tidak sabar untuk menunjukkan karyanya,” tutupnya. (*)