Pelindo IV Investasikan Rp792 Miliar untuk Peralatan Operasional
bukabaca.id, Makassar – PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero) pada 2020 lalu menggelontorkan investasi senilai total Rp792 miliar untuk menambah peralatan operasional di beberapa pelabuhan kelolaan.
Senior Manager (SM) Peralatan Pelabuhan PT Pelindo IV, Muhajir Djurumiah, mengatakan tahun ini pihaknya belum merencanakan investasi alat karena masih masa pandemi Covid-19.
Perusahaan hanya akan menuntaskan investasi yang memang sudah dijadwalkan, tetapi belum sempat terealisasi pada tahun lalu.
“Karena pandemi, jadi masih ada investasi alat yang belum sempat direalisasikan pada tahun lalu sehingga rencana baru tahun ini didatangkan. Adapun investasi yang tahun lalu, memang sudah dijadwalkan dari tahun sebelumnya, sebelum virus corona mewabah hingga ke wilayah timur Indonesia,” jelas Muhajir dalam keterangan yang dikutip pada Senin (22/3/2021).
Dia merinci, dari total investasi sebesar Rp792 miliar yang disiapkan tahun lalu, sejumlah Rp288 miliar dialokasikan untuk membeli Container Crane (CC) sebanyak 7 unit, Rp454 miliar untuk mendatangkan 32 unit alat Rubber Tyred Gantry (RTG) dan Rp50 miliar untuk mengadakan alat Reach Stacker (RS) sebanyak 8 unit.
Alat untuk operasional pelabuhan tersebut lanjut Muhajir, masing-masing ditempatkan di Cabang Terminal Petikemas Makassar (TPM), Makassar New Port (MNP), Terminal Petikemas Bitung (TPB), Kendari New Port (KNP), Parepare, Tarakan, Pantoloan, Ternate, Nunukan, Merauke, Tolitoli, Sorong dan Cabang Manokwari.
“Khusus pengadaan alat CC di Pelabuhan Sorong, tahun ini masih dilanjutkan dengan nilai investasi sebesar Rp50 miliar,” ujarnya.
Dia mengatakan, tahun lalu nilai investasi di Cabang Sorong baru berhasil terealisasi sebesar Rp30 miliar untuk membeli alat CC.
Menurut SM Peralatan Pelabuhan Pelindo IV, penambahan alat di sejumlah pelabuhan kelolaan tersebut merupakan salah satu upaya pihaknya untuk lebih memaksimalkan pelayanan kepada pengguna jasa.
“Meskipun lagi masa pandemi, tetapi Perseroan tetap berkomitmen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Apalagi pengiriman barang ke Kawasan Timur Indonesia (KTI) justru meningkat seiring permintaan masyarakat yang juga tinggi akibat munculnya wabah virus corona, khususnya untuk peralatan medis, obat-obatan dan kebutuhan pokok lainnya,” beber Muhajir. (*)