Pemprov Sulsel Kumpulkan Penyuluh Pertanian Bahas Budi Daya Pisang

waktu baca 2 menit
(Foto: Pemprov Sulsel)

BukaBaca.id, Makassar – Penjabat (Pj) Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel), Bahtiar Baharuddin, mengumpulkan seluruh penyuluh pertanian di Sulsel untuk membahas budi daya pisang di GOR Sudiang, Makassar, Kamis (9/11/2023).

Pertemuan ini menjadi sarana edukasi untuk para penyuluh pertanian di Sulsel. Utamanya dalam hal merawat dan mengembangkan tanaman pisang.

Sebelum masuk ke dalam GOR, Bahtiar terlebih dahulu menuju ke stan pameran yang terdapat display berbagai pisang dari Sulsel, produk olahan pisang, serta dinas terkait.

Salah satunya, di stan Dinas Tanaman Pangan, Holtikuktura, dan Perkebunan (TPH-BUN) Sulsel. Di sana dijelaskan terkait percepatan pembibitan dengan cara konvesional metode bit, PIF, dan split.

“Kami juga menjelaskan tadi, yang sudah berbuah kita tinggal ambil bakal tunas yang ada dibonggol, metode cungkil mata tunas,” kata pimpinan laboratorium kultur jaringan TPHBUN Sulsel, Mansyur.

Stan lainnya, keripik pisang Banana Chips Dg. Tata, yang memproduksi keripik pisang dengan bahan satu tandang pisang dengan jumlah 150 bungkus sehari, satu bungkus dijualnya Rp15.000.

“Kami dari Gowa, pekerja saya cuma dua, istri dan anak. Baru keluarga yang kami pekerjakan untuk menjaga kualitas karena ini makanan. Semalam saya juga membantu,” kata Muhammad Tahir.

Di UMKM-nya, sering didatangi mahasiswa dan pelajar untuk meneliti dan belajar membuat kreipik. Ia meminta bantuan peralatan perajang pisang dan continuous sealer untuk membungkus keripik.

UMKM lainnya, Kripik Pisang H2.S2, menyampaikan memiliki produksi yang sama dan sehari 150 bungkus keripik dengan mempekerjakan 7 orang, termasuk keluarga sendiri. “Produk kami sudah masuk bandara,” sebut Haswah.

Kegiatan ini diikuti ribuan peserta dengan menghadirkan sejumlah pemateri ahli.

“Kami sangat senang bisa dikumpulkan untuk mendengarkan arahan dan pemahaman lebih jauh terkait apa yang menjadi program Bapak Pj Gubernur serta dari para pemateri yang berkualitas sehingga kami akan teruskan ke lapangan,” kata petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan (POPT), Irfandy Ilyas.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *